SEMINAR PERANTAUAN BUGIS-MAKASSAR DI
NUSANTARA
Oleh
Dr. Suriadi Mappangara M, Hum
Seminar pada Selasa, 21 Maret 2017
memberikan penerangan lebih jauh mengenai masyarakat Bugis, secara khususnya
ketika para pedagang dan penjajah Eropa datang untuk menguasai daerah Sulawesi
Selatan. Penduduk Bugis merupakan kumpulan orang-orang pesisir dengan semangat
hidup yang tinggi dan berwatak keras, hal ini pasti tidak terlepas dari
pengaruh geografis Sulawesi Selatan.
Masuknya agama Islam juga memberikan
dampak besar masyarakat, dengan masuknya ajaran Islam di Sulawesi Selatan
berdampak pada perubahan kehidupan sosial ekonomi mereka yang secara drastis
berubah dan lebih maju, pernyataan ini ditandai dengan berdirinya kerajaan Goa
dan Tallo. Dua kerajaan kecil ini masih mencari jati dirinya hingga terjadi
penyatuan menjadi Kerajaan Makassar dengan menggabungkan beberapa
kerajaan-kerajaan kecil.
Wilayah Sulawesi Selatan identik
dengan pesisir dan perairan tenangnya, sehingga penduduk Bugis merupakan
seorang ahli dalam perairan dan maritim. Sebagaimana dijelaskan oleh Suriadi
dalam seminarnya sudah sejak dulu orang-orang Bugis handal di perairan dan
menyebar keseluruh Nusantara, dimana tempat yang dia suka, dimana tempat yang
dia anggap dapat ditinggali dan mencari penghidupan baru.
Orang-orang Bugis memiliki semangat
rantau atau berkelana tinggi, ini dapat dibuktikan sekarang dengan tersebarnya
penduduk bugis ke berbagai penjuru Nusantara, seperti Jawa, Sumatra, Malaysia,
Singapura dan di daerah lain. Menjadi pertanyaan dalam seminar tersebut apa
yang membuat orang-orang Bugis meninggalkan kampung halamannya.
Suriadi dalam seminarnya membagi
proses terjadinya migrasi penduduk Bugis dari sebelum penjajahan dan sesudah
penjajahan atau ketika Makassar takluk dari VOC, sebagai berikut:
a. Sebelum
Kedatangan Penjajah
Pada umumnya ketika wilayah Sulawesi
Selatan masih dikuasai oleh penduduk asli Bugis, migrasi yang terjadi lebih
didominasi oleh para pedagang yang berkeliling ke suluruh Nusantara untuk
mencari keuntungan dagang, dan sangat sedikit para bangsawan yang melalukan
migrasi, walaupun tetap ada konflik antar sesama bangsawan pribumi, sehingga
pada masa ini tidak begitu banyak penduduk Bugis melakukan migrasi.
b. Sesudah
Kedatangan Penjajah
Pada masa ini ditandai dengan
takluknya Makassar dari VOC dengan perjanjian Bongaya yang sangat merugikan
kerajaan dan rakyat, akibatnya memuncaknya migrasi baik bangsawan, pedagang,
dan penduduk biasa ke berbagai wilayah dan menetap di sana hingga akhir
hidupnya. Pada umumnya para bagsawan dan pedagang melakukan migrasi pada masa
ini karena kepentingan dan kekuatan mereka di negeri sendiri telah hilang dan
mereka dipaksa untuk tunduk pada kolonial dengan berbagai pajak yang
memberatkan mereka, banyak dari para bangsawa dan pedagang yang merantau ke
wilayah Nusantara mendirikan komunitas mereka sendiri, seperti terjadi di
Malaysia dengan adanya kampung Bugis dan Aceh dengan adanya Dinasti Bugis pada
raja-raja Aceh. Sedangkan penduduk asli di sini juga ikut keluar dari wilayah
Makassar, ini terjadi karena kesetiaan mereka pada bangsawan mereka dan tidak
mau tunduk selain kepada raja mereka yaitu raja Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar