Kamis, 25 Januari 2018

SEMINAR PERANTAUAN BUGIS-MAKASSAR DI NUSANTARA

SEMINAR PERANTAUAN BUGIS-MAKASSAR DI NUSANTARA
Oleh
Dr. Suriadi Mappangara M, Hum


            Seminar pada Selasa, 21 Maret 2017 memberikan penerangan lebih jauh mengenai masyarakat Bugis, secara khususnya ketika para pedagang dan penjajah Eropa datang untuk menguasai daerah Sulawesi Selatan. Penduduk Bugis merupakan kumpulan orang-orang pesisir dengan semangat hidup yang tinggi dan berwatak keras, hal ini pasti tidak terlepas dari pengaruh geografis Sulawesi Selatan.
            Masuknya agama Islam juga memberikan dampak besar masyarakat, dengan masuknya ajaran Islam di Sulawesi Selatan berdampak pada perubahan kehidupan sosial ekonomi mereka yang secara drastis berubah dan lebih maju, pernyataan ini ditandai dengan berdirinya kerajaan Goa dan Tallo. Dua kerajaan kecil ini masih mencari jati dirinya hingga terjadi penyatuan menjadi Kerajaan Makassar dengan menggabungkan beberapa kerajaan-kerajaan kecil.
            Wilayah Sulawesi Selatan identik dengan pesisir dan perairan tenangnya, sehingga penduduk Bugis merupakan seorang ahli dalam perairan dan maritim. Sebagaimana dijelaskan oleh Suriadi dalam seminarnya sudah sejak dulu orang-orang Bugis handal di perairan dan menyebar keseluruh Nusantara, dimana tempat yang dia suka, dimana tempat yang dia anggap dapat ditinggali dan mencari penghidupan baru.
            Orang-orang Bugis memiliki semangat rantau atau berkelana tinggi, ini dapat dibuktikan sekarang dengan tersebarnya penduduk bugis ke berbagai penjuru Nusantara, seperti Jawa, Sumatra, Malaysia, Singapura dan di daerah lain. Menjadi pertanyaan dalam seminar tersebut apa yang membuat orang-orang Bugis meninggalkan kampung halamannya.
            Suriadi dalam seminarnya membagi proses terjadinya migrasi penduduk Bugis dari sebelum penjajahan dan sesudah penjajahan atau ketika Makassar takluk dari VOC, sebagai berikut:
a.       Sebelum Kedatangan Penjajah
            Pada umumnya ketika wilayah Sulawesi Selatan masih dikuasai oleh penduduk asli Bugis, migrasi yang terjadi lebih didominasi oleh para pedagang yang berkeliling ke suluruh Nusantara untuk mencari keuntungan dagang, dan sangat sedikit para bangsawan yang melalukan migrasi, walaupun tetap ada konflik antar sesama bangsawan pribumi, sehingga pada masa ini tidak begitu banyak penduduk Bugis melakukan migrasi.

b.      Sesudah Kedatangan Penjajah

            Pada masa ini ditandai dengan takluknya Makassar dari VOC dengan perjanjian Bongaya yang sangat merugikan kerajaan dan rakyat, akibatnya memuncaknya migrasi baik bangsawan, pedagang, dan penduduk biasa ke berbagai wilayah dan menetap di sana hingga akhir hidupnya. Pada umumnya para bagsawan dan pedagang melakukan migrasi pada masa ini karena kepentingan dan kekuatan mereka di negeri sendiri telah hilang dan mereka dipaksa untuk tunduk pada kolonial dengan berbagai pajak yang memberatkan mereka, banyak dari para bangsawa dan pedagang yang merantau ke wilayah Nusantara mendirikan komunitas mereka sendiri, seperti terjadi di Malaysia dengan adanya kampung Bugis dan Aceh dengan adanya Dinasti Bugis pada raja-raja Aceh. Sedangkan penduduk asli di sini juga ikut keluar dari wilayah Makassar, ini terjadi karena kesetiaan mereka pada bangsawan mereka dan tidak mau tunduk selain kepada raja mereka yaitu raja Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar