Kamis, 25 Januari 2018

PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM PERANG DUNIA II

BAB I
PENDAHULUAN
  1.1            Latar Belakang
            Perang Dunia II terjadi antara 1939 hingga 1945 yang menelan korban hingga ribuan juta, hal ini dilatar belakangi dengan sikap masing-masing negara dengan ideologi dan kepentingannya masing-masing dalam bidang politik dan ekonomi. Akibat dari perbedaan kepentingan muncullah pertentangan hal ini dikarenakan bangsa-bangsa yang kalah dalam perang sebelumnya yaitu Perang Dunia I, mencoba untuk bangkit dari kehinaan dan keterpurukan ekonomi akibat peraturan perang yang mengikat mereka.
            Jepang hadir sebagai kekuatan  utama Asia di dunia, namun kali ini Jepang tidak memihak kepada Sekutu. Jepang memiliki ambisi Hakko Ichiu untuk menguasai Asia Pasifik melalui delapan penjuru mata angin, hal ini membuat Jepang masuk dalam blok fasis bersekutu dengan Jerman dan Italia. Hitler merobek-robek Perjanjian Versailles karena dianggap merugikan Jerman, di Italia terdapat Mussolini dengan Fasismenya dan ingin membawa Italia menjadi pemimpin imperium dunia.
            Di lain  pihak yaitu blok Sekutu yang terdiri dari Inggris, Prancis, dan Uni Soviet memiliki anggapan lain yaitu blok Fasis telah melanggar perjanjian perang. Keadaan yang semakin rumit terutama perlombaan untuk mendapatkan tanah kolonial baru membawa seluruh dunia terlibat dalam perang ini tak terkecuali Amerika Serikat.
            Uniknya pada awal pembentukan blok Sekutu, Amerika Serikat cenderung pasif dan diam. Amerika menganggap bahwa itu bukan bagian perang mereka, contoh sebelumnya dapat kita lihat pada Perang Dunia I. Amerika tetap netral, walaupun ketika kapal dagang Lusitania dihancurkan oleh kapal selam Jerman, Amerika mengubah sikapnya. Dalam tulisan ini kita akan mencoba untuk melihat peran Amerika Serikat dalam Perang Dunia II.
            Amerika ketika tahun 1939 meletusnya perang di Eropa mereka masih cenderung pasif dan menganggap bahwa hal itu bukan perang mereka. Namun pada saat di Asia Pasifik, khususnya Hawai dihancurkan oleh Jepang maka secara tegas pada 8 Agustus 1942, F. D. Roosvelt menyatakan perang terhadap Jepang dan bergabung bersama Sekutu. Akibatnya seluruh anggota Fasis menyatakan perang terhadap Amerika Serikat.
  1.2            Rumusan Masalah
            Adapun beberapa hal yang ingin dijawab dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
                  1.2.1.   Bagaimana situasi negara Amerika Serikat menjelang Perang Dunia II?
                  1.2.2.   Apa yang membuat Amerika Serikat terjun dalam Perang Dunia II?
                  1.2.3.   Bagaimana peran Amerika Serikat dalam Perang Dunia II?
  1.3            Tujuan
            Tujuan dari penulisan makalah ini yang pertama sekali adalah unutk memenuhi tugas perkuliahan dalam semerter pendek. Selanjutnya sebagai bahan acuan dalam perkuliahan untuk membuka sedikit pengetahuan yang lebih banyak, dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan pada tahap awal untuk mengenal Bangsa Amerika.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Keadaan Amerika Serikat Menjelang Perang
            Amerika merupakan suatu bangsa yang terletak di bagian Barat bumi, pasca Perang Dunia I, Amerika mulai sedikit menggeser kedudukan Inggris dalam ekonomi, politik, dan militer dunia, yang di mana Bank Dunia mulai beralih ke Ameriaka Serikat. Salah satu pengaruh yang dibawa oleh Perang Dunia I yaitu krisis ekonomi, pada awalnya yang mengalami hanya negara yang terlibat dalam peperangan terutama negara yang kalah dalam perang, secara bertahap hal ini semakin melebar ke negara-negara lain dan menjadi krisis ekonomi dunia.
            Amerika tidak luput dari krisis ekonomi yang melanda dunia di tahun 1930-an atau biasa dikenal dengan Melaise. Di tahun 1933, persiden baru Franklin Roosevelt mendatangkan rasa percaya diri dan optimisme. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:290). F. D. Roosevelt memperkenalkan konsep New Deal pada masyarakat Amerika. Hal ini mendapat dukungan positif bagi rakyat karena dapat melindungi rakyat bawah dan perekonomian.
            Pada tahun 1933 jutaan orang Amerika menganggur. Antrean untuk mendapatkan roti menjadi pemandangan yang lazim di banyak kota. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:291). Untuk menanggulangi krisis tersebut pemerintah membangun berbagai lembaga penampung pemuda-pemuda untuk didik di dalam kamp-kamp dan bekerja untuk negara dalam berbagai bidang, sehingga mampu memperkecil tingkat pengangguran. Selain itu dalam bidang pertanian pemerintah berusaha memberikan susidi kepada petani dan menaikkan harga hasil panen.
            Antara tahun 1932 dan 1935, pendapatan pertanian meningkat lebih dari 50 persen. Namun, peningkatan ini bukan sepenuhnya karena program federal. Pada saat petani didorong untuk mengurangi produksi- sehingga petani menggarap dan penerima bagi hasil tak punya tempat lagi- kekeringan di yang ganas melanda negara-negara bagian Dataran Besar. Akibatnya, produksi pertanian menurun tajam. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:293). Hampir sama dengan penanggulangan pengangguran bagi petani, pemerintah membentuk lembaga yang mampu mendidik petani dalam penanaman. Selain itu banyak dari mereka putus asa dan memilih untuk pergi ke wilayah lain agar bisa hidup dalam kegersangan.
            Secara garis besar dapat kita lihat Amerika Serikat tidak jauh bedanya dengan negara-negara lain yang terkena krisis ekonomi, semua serba rumit dan krisis. Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ekonomi negara yang dilanda kekacauan. Dalam bidang industri pemerintah membentuk lembaga pemulihan industri agar mampu meningkatkan daya beli, dan menetapkan aturan-aturan guna mempersehat persaingan.
            Pada saat itu, kebijakan-kebijakan lain membantu pemulihan, dan pemerintah dengan cepat mengambil posisi sebagai penetap harga di sejumlah bisnis tertentu yang merupakan beban berat pada ekonomi nasional dan hambatan untuk pemulihan. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:294). Selain dari itu, pada masa ini merupakan masa perjuangan buruh yang menuntut perbaikan hidup mereka. Mereka menunut kebebasan dalam bekerja. Lalu di tahun 1935 Kongres meloloskan Undang-Undang Hubungan Buruh Nasional (National Labor Relations Act), yang merumuskan apa saja praktek perburuhan yang dianggap tidak adil, memberi buruh hak untuk melakukan tawar-menawar melaui serikat pekerja pilihan mereka, dan melarang pengusaha untuk mencampuri aktivitas serikat pekerja. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:295).
            F. D. Rosevelt dalam pidatonya pada tahun 1938, mengingatkan rakyat Amerika agar tetap yakin akan pendirian perbaikan ekonomi yang dapat mempertahankan kemerdekaan negara dan demokrasi. Pada tahun berikutnya mulai tampak ekonomi Amerika cenderung membaik walaupun masih terlilit dalam krisis. Menjelang pemilihan presiden baru, yang nantinya akan dimenangkan oleh F. D. Roosevelt untuk kedua kalinya beriringan dengan bangkitnya bangsa Jerman, Italia, dan Jepang dalam kancah dunia dan mulai membahayakan aktivitas politik dan perekonomian Amerika Serikat. Ketika perang meletus di Eropa maka mulai timbul aliran isolasi dalam politik Ameriak yang menganggap bahwa hal tersebut bukanlah perang mereka. Walaupun sikap isolasi yang dijalankan rakyat terus merasa cemas.

2.2     Amerika Serikat Dalam Perang Dunia II
            Di bawah sikap menutup diri Amerika terus bersikap pasif dalam peperangan. Pada tahun 1940, dengan jatuhnya Perancis ke tangan Nazi dan serangan udara terhadap Inggris, perdebatan semakin panas antara mereka yang menyokong demokrasi dengan kaum isolasionis yang tergabung dalam komite Amerika Terlebih Dahulu (America First Commitee). Komite ini mendapat dukungan dari golongan konservatif Barat Tengah dampai kaum cinta damai aliran kiri. Akhirnya golongan yang ingin turun tangan memenangkan debat publik. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:300)
            Tak lama kemudian Amerika langsung memimpin pembentukan persekutuan dengan Kanada dan diikuti oleh negara-negara Amerika Latin untuk meningkatkan keamanan bagi negara-negara Amerika. Selain itu juga membentuk badan pembantu dana untuk kepentingan perang Inggris dan Perancis dalam menghadapi Jerman dan Italia. Pada tahap ini Amerika belum menjadi penggerak utama pasukan Sekutu dan hanya masih terbatas kepada penyokong dana perang Sekutu. Keadaan politik yang semakin tak menentu ditambah lagi dengan masuknya Jepang ke Blok Fasis dengan pergerakannya ketika menyerang Cina membuat Amerika geram. Akibatnya Amerika mengembargo minyak dan besi tua ke Jepang melalui pangkalan angkatan laut di Hawai, sebelumnya Jepang menerima ekspor minyak mentah langsung dari Hindi Belanda.
            Hal ini membuat Jepang terdesak karena industri dalam negerinya tidak akan bisa berjalan tanpa bahan mentah. Untuk mempermudah langkah Jepang maka pada 7 Desember 1941, di pagi hari Jepang melakukan serangan mendadak terhadap Perl Harbour di Hawai. Akibatnya Amerika mengalami kerugian yang sangat fatal. Mereka hanya memiliki nasib beruntung ketika dua kapal induk Amerika tidak ikut berlabuh di Perl Harbour. Sehingga terhindar dari serangan bom torpedo pesawat Jepang.
            Menanggapi peristiwa ini F. D. Roosevelt pada 8 Agustus 1945 secara tegas menyatakan perang terhadap Jepang. Banyak sejarawan yang mengatakan bahwa penyerangan yang dilaukan oleh Jepang terhadap Amerika merupakan kesalahan terbesar dalam perang dengan istilah “Membangunkan Singa yang Sedang Tidur”. Hal ini karena pasca penyerangan yang dilakukan oleh Jepang, Amerika langsung mendominasi jalanna perang di bawah Sekutu. Negara dengan cepat melakukan mobilisasi rakyat dan seluruh kapasitas industri. Pada 6 Januari 1942, Presiden Roosevelt mengumumkan target produksi yang mengejutkan: tahun ini harus selesai 60.000 pesawat, 45.000 tank. 20.000 meriam antipesawat, dan 18 juta ton pengiriman niaga. Seluruh kegiatan nasional- pertanian, manufaktur, pertambangan, perdagangan, tenaga kerja, investasi, komunikasi, bahkan pendidika  dan kegiatan budaya- berlangsung di bawah pengawasan baru yang meyeluruh.  
             Serangan Jepang mampu melunturkan ideologi kaum isolasionis. Pada bula Februari 1942, hampir 120.000 orang Jepang-Amerika yang tinggal di California dipindahkan dari rumah mereka dan di tahan di 10 kamp sementara yang kondisinya buruk dipagari dengan kawat berduru. Mereka kemudian dipindahkan ke pusat relokasi di luar kota-kota terpencil di bagiab Barat Daya. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:303). Ini dilakukan karena sikap kecurigaan Amerika kepada orang-orang Jepang yang dianggap sebagai mata-mata walaupun Amerika tidak mampu membuktikannya.
            Selanjutnya, setelah keikutsertaan Amerika dalam peperangan, di tahu 1942 mereka mulai menyusun strategi guna menghadapi pasukan Jerman dan Italia. Tanggal 7 November tentara Amerika mendarat di Afrika Utara jajahan Perancis, setelah pertempuran habis-habisan, berhasil menimpakan kekalahan kepada tentara Italia dan Jerman. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:304).
            Penting untuk diingat bahwa pada tahun 1942 merupakan titik balik dari peperangan yaitu ketika pihak Sekutu berbalik menyerang hal ini berdekatan dengan bangkitnya Uni Soviet dari serangan Jerman, dan kalahnya Jepang di peperangan Laut Karang. Pada Juli 1943, Pasukan Inggris dan Amerika menduduki Sisilia, dan akhir musim panas pesisir selatan Laut Tengah dibersihkan dari kekutan Fasis. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:304).
            Pada tahun 1944, Italia berhasil diduduki dan diikutu dengan penyerahan tanpa syarat dari Italia. Jenderal amerika Dwight D. Eisenhower ditunjuk sebagai panglima tertinggi di Eropa. Selain itu Amerika juga membentuk pasukan khusus dalam perang yang paling terkenal yaitu U.S Ranger, merupakan pasukan infanteri ringan di bawah pimpinan William Darby. Selama bula Februari sampai Maret 1943, Batalion Ranger Pertama telah terlibat dalam operasi-operasi besar di Afrika Utara, di antaranya serangan ke posisi Italia di Station de Sened, Tunisia. U.S Ranger juag turut ambil bagian dalam operasi merebut pulau Sisilia di Italia (Operasi Husky), invasi Italia, dan pendaratan besar-besaran Sekutu di Normandia (Operasi Overlord).(Darmawan. 2008:118). Setelah melalui persiapan luar biasa., pada tanggal 6 Juni 1944, rombongan pertama invasi tentara Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada, yang dilindungi angkatan udara yang hebat, mendarat di pantai Normandia di utara Prancis. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:304).
            Di samping itu pertempuran di Asia Pasifik terus berlangsung. Amerika memimpin pasukan Sekutu dalam Perang Asia Pasifik di bawah Douglas Mac Arthur dibantu oleh Laksamana Nimitz berkebangsaan Inggris dengan strategi “Lompat Katak”, yaitu berusaha untuk menguasai satu persatu kepulauan sebelum mengarah ke Jepang. Kekalahan Jepang pada Perang Laut Karat menggagalkan ambisinya untuk menyerang Australia. Secara perlahan Sekutu terus menekan Jepang. Pertempuran lain juga ikiut menyumbangkan kesuksesan Sekutu. Guadacanal, sebuah kemenangan yang menentukan buat Amerika Serikat di bulan November 1942, menandai aksi ofensif pertama Amerika Serikat di Pasifik selama dua tahun beikutnya, pasuka Amerika daa Australia yang mencari jalan untuk bergerak ke arah utara sejajar “tangga” kepulauan Pasifik, berhasil menguasai Kepulauan Solomon, Gilbert, Marshall, Marianan, dan Bonin melalui serangan amfibi. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:306)
            Selanjutnya, untuk wilayah Eropa hanya tersisa Jerman yang sedang habis-habisan bertahan, dari Barat Jerman di serang oleh Amerika dan Sekutu sedangkan di sebelah Timur terdapat Uni Soviet. Antara pasukan Timur dan Barat dalam Blok Sekutu terjadi persaingan untuk lebih dulu menduduki Berlin, persaingan ini dimenangkan oleh Uni Soviet. Setelah Jerman menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, namun Jepang tak kunjung menyerah.
            Pada Februari 1945 Amerika telah mengambil alih Manila. Amerika mengincar pulau Iwo Jima di Kepulauan Bonin, yang terletak di tengah-tengah pulau Mariana dan Jepang. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:308). Untuk menguasainya Amerika harus kehilangan ribuan pasukannya. Sekutu mengumumkan Deklarasi Pastdam pada 26 Juli, menjanjikan tidk akan menghancurkan atau memperbudak Jepang bila mereka menyerah; namun, bila tidak, Jepang akan menjumpai “kehancuran total”. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:309)
            Jepang juga turut menolak deklarasi tersebut, hal ini membuat pihak Sekutu gerah menunggu, sehingga di bentuklah suatu bandan penelitian untuk memilih pusat persenjataan Jepang, dan ter[ilih Hiroshima dan Nagasaki. Secara berturut-turut pada tangga 6 dan 9 Agustus Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan oleh Sekutu. Hal ini yang membuat Jepang juga terpaksa bertekuk lutut terhadap Amerika dan Sekutu.
            Dalam perang ini Amerika sangat diuntungkan karena negerinya jauh dari serangan musuh sehingga pasca Perang Dunia II, Amerika mampu tampil sebagai kekuatan baru di dunia bersanding dengan Uni Soviet, walaupun nanti keduanya terlibat dalam perseteruan Perang Dingin, dan dikhiri dengan kemenangan Amerika Serikat dan runtuhnya Uni Soviet menjadi Rusia
            Dalam bidang politik peran Amerika juga sangat terasa dimana pemimpin Amerika pada saat itu F. D. Roosevelt bersama dengan Perdana Menteri Inggris Wiston Churchill berhasil melahirkan pagam Atlantic. Lalu dengan ikutnya  Josep Stalin di Iran sepakat untuk membentuk PBB yang di teruskan dalam Konferensi Yalta. Di Yalta jugalah di sepakati para anggota keamanan PBB di beri hak veto bila ada keputusan yang mempengaruhi keamanan mereka. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:307).



BAB III
PENUTUP
  3.1            Kesimpulan
            Keadaan yang semakin mendesak memaksakan Amerika juga ikut dalam kancah perang, walaupun pada awalnya mereka hanya bersikap dingin dalam menyikapi masalah di Eropa, ada dua hal yang menjadi faktor pendorong Ameriak untuk terlibat dalam perang, pertama, ketika Perancis berhasil diduduki oleh Jerman hal ini bertentangan dengan prinsip perjanjian pada Perang Dunia I, menyebabkan Amerika ikut membantu dana perang Sekutu, kedua, ketika Jepang melakukan serangan mendadak terhadap Amerika di Hawai. Amerika sangat terkejut atas peristiwa ini, akibatnya Amerika mengeluarkan segenap upaya untuk memenangi peperangan.


DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, N. Agus. 2013. PEMBANTAIAN-PEMBANTAIAN MENGERIKAN DALAM         PERANG DUNIA I & II. Jakarta Selatan: Palapa.
Darmawan, M. Daud. 2008. PASUKAN ELIT PERANG DUNIA II. Yogyakarta:   PINUS.
Badan Penerangan Amerika Serikat. 2005. GARIS BESAR SEJARAH AMERIKA. USA: University of Maryland.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar