BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perang Dunia II
terjadi antara 1939 hingga 1945 yang menelan korban hingga ribuan juta, hal ini
dilatar belakangi dengan sikap masing-masing negara dengan ideologi dan
kepentingannya masing-masing dalam bidang politik dan ekonomi. Akibat dari
perbedaan kepentingan muncullah pertentangan hal ini dikarenakan bangsa-bangsa
yang kalah dalam perang sebelumnya yaitu Perang Dunia I, mencoba untuk bangkit
dari kehinaan dan keterpurukan ekonomi akibat peraturan perang yang mengikat
mereka.
Jepang
hadir sebagai kekuatan utama Asia di
dunia, namun kali ini Jepang tidak memihak kepada Sekutu. Jepang memiliki
ambisi Hakko Ichiu untuk menguasai
Asia Pasifik melalui delapan penjuru mata angin, hal ini membuat Jepang masuk
dalam blok fasis bersekutu dengan Jerman dan Italia. Hitler merobek-robek
Perjanjian Versailles karena dianggap merugikan Jerman, di Italia terdapat
Mussolini dengan Fasismenya dan ingin membawa Italia menjadi pemimpin imperium
dunia.
Di
lain pihak yaitu blok Sekutu yang
terdiri dari Inggris, Prancis, dan Uni Soviet memiliki anggapan lain yaitu blok
Fasis telah melanggar perjanjian perang. Keadaan yang semakin rumit terutama
perlombaan untuk mendapatkan tanah kolonial baru membawa seluruh dunia terlibat
dalam perang ini tak terkecuali Amerika Serikat.
Uniknya
pada awal pembentukan blok Sekutu, Amerika Serikat cenderung pasif dan diam.
Amerika menganggap bahwa itu bukan bagian perang mereka, contoh sebelumnya
dapat kita lihat pada Perang Dunia I. Amerika tetap netral, walaupun ketika
kapal dagang Lusitania dihancurkan oleh kapal selam Jerman, Amerika mengubah
sikapnya. Dalam tulisan ini kita akan mencoba untuk melihat peran Amerika
Serikat dalam Perang Dunia II.
Amerika
ketika tahun 1939 meletusnya perang di Eropa mereka masih cenderung pasif dan
menganggap bahwa hal itu bukan perang mereka. Namun pada saat di Asia Pasifik,
khususnya Hawai dihancurkan oleh Jepang maka secara tegas pada 8 Agustus 1942,
F. D. Roosvelt menyatakan perang terhadap Jepang dan bergabung bersama Sekutu.
Akibatnya seluruh anggota Fasis menyatakan perang terhadap Amerika Serikat.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun beberapa
hal yang ingin dijawab dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana
situasi negara Amerika Serikat menjelang Perang Dunia II?
1.2.2. Apa
yang membuat Amerika Serikat terjun dalam Perang Dunia II?
1.2.3. Bagaimana
peran Amerika Serikat dalam Perang Dunia II?
1.3
Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini yang pertama sekali adalah unutk memenuhi tugas
perkuliahan dalam semerter pendek. Selanjutnya sebagai bahan acuan dalam
perkuliahan untuk membuka sedikit pengetahuan yang lebih banyak, dan dapat
dijadikan sebagai bahan bacaan pada tahap awal untuk mengenal Bangsa Amerika.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Keadaan
Amerika Serikat Menjelang Perang
Amerika
merupakan suatu bangsa yang terletak di bagian Barat bumi, pasca Perang Dunia
I, Amerika mulai sedikit menggeser kedudukan Inggris dalam ekonomi, politik,
dan militer dunia, yang di mana Bank Dunia mulai beralih ke Ameriaka Serikat.
Salah satu pengaruh yang dibawa oleh Perang Dunia I yaitu krisis ekonomi, pada
awalnya yang mengalami hanya negara yang terlibat dalam peperangan terutama negara
yang kalah dalam perang, secara bertahap hal ini semakin melebar ke
negara-negara lain dan menjadi krisis ekonomi dunia.
Amerika tidak
luput dari krisis ekonomi yang melanda dunia di tahun 1930-an atau biasa
dikenal dengan Melaise. Di tahun
1933, persiden baru Franklin Roosevelt mendatangkan rasa percaya diri dan
optimisme. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:290). F. D. Roosevelt
memperkenalkan konsep New Deal pada
masyarakat Amerika. Hal ini mendapat dukungan positif bagi rakyat karena dapat
melindungi rakyat bawah dan perekonomian.
Pada
tahun 1933 jutaan orang Amerika menganggur. Antrean untuk mendapatkan roti
menjadi pemandangan yang lazim di banyak kota. (Badan Penerangan Amerika
Serikat, 2005:291). Untuk menanggulangi krisis tersebut pemerintah membangun
berbagai lembaga penampung pemuda-pemuda untuk didik di dalam kamp-kamp dan
bekerja untuk negara dalam berbagai bidang, sehingga mampu memperkecil tingkat
pengangguran. Selain itu dalam bidang pertanian pemerintah berusaha memberikan
susidi kepada petani dan menaikkan harga hasil panen.
Antara
tahun 1932 dan 1935, pendapatan pertanian meningkat lebih dari 50 persen.
Namun, peningkatan ini bukan sepenuhnya karena program federal. Pada saat
petani didorong untuk mengurangi produksi- sehingga petani menggarap dan
penerima bagi hasil tak punya tempat lagi- kekeringan di yang ganas melanda
negara-negara bagian Dataran Besar. Akibatnya, produksi pertanian menurun
tajam. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:293). Hampir sama dengan
penanggulangan pengangguran bagi petani, pemerintah membentuk lembaga yang
mampu mendidik petani dalam penanaman. Selain itu banyak dari mereka putus asa
dan memilih untuk pergi ke wilayah lain agar bisa hidup dalam kegersangan.
Secara
garis besar dapat kita lihat Amerika Serikat tidak jauh bedanya dengan
negara-negara lain yang terkena krisis ekonomi, semua serba rumit dan krisis.
Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ekonomi negara
yang dilanda kekacauan. Dalam bidang industri pemerintah membentuk lembaga
pemulihan industri agar mampu meningkatkan daya beli, dan menetapkan
aturan-aturan guna mempersehat persaingan.
Pada
saat itu, kebijakan-kebijakan lain membantu pemulihan, dan pemerintah dengan
cepat mengambil posisi sebagai penetap harga di sejumlah bisnis tertentu yang
merupakan beban berat pada ekonomi nasional dan hambatan untuk pemulihan.
(Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:294). Selain dari itu, pada masa ini
merupakan masa perjuangan buruh yang menuntut perbaikan hidup mereka. Mereka
menunut kebebasan dalam bekerja. Lalu di tahun 1935 Kongres meloloskan
Undang-Undang Hubungan Buruh Nasional (National Labor Relations Act), yang
merumuskan apa saja praktek perburuhan yang dianggap tidak adil, memberi buruh
hak untuk melakukan tawar-menawar melaui serikat pekerja pilihan mereka, dan
melarang pengusaha untuk mencampuri aktivitas serikat pekerja. (Badan
Penerangan Amerika Serikat, 2005:295).
F.
D. Rosevelt dalam pidatonya pada tahun 1938, mengingatkan rakyat Amerika agar
tetap yakin akan pendirian perbaikan ekonomi yang dapat mempertahankan
kemerdekaan negara dan demokrasi. Pada tahun berikutnya mulai tampak ekonomi
Amerika cenderung membaik walaupun masih terlilit dalam krisis. Menjelang
pemilihan presiden baru, yang nantinya akan dimenangkan oleh F. D. Roosevelt
untuk kedua kalinya beriringan dengan bangkitnya bangsa Jerman, Italia, dan
Jepang dalam kancah dunia dan mulai membahayakan aktivitas politik dan
perekonomian Amerika Serikat. Ketika perang meletus di Eropa maka mulai timbul
aliran isolasi dalam politik Ameriak yang menganggap bahwa hal tersebut
bukanlah perang mereka. Walaupun sikap isolasi yang dijalankan rakyat terus
merasa cemas.
2.2
Amerika
Serikat Dalam Perang Dunia II
Di bawah sikap
menutup diri Amerika terus bersikap pasif dalam peperangan. Pada tahun 1940,
dengan jatuhnya Perancis ke tangan Nazi dan serangan udara terhadap Inggris,
perdebatan semakin panas antara mereka yang menyokong demokrasi dengan kaum isolasionis
yang tergabung dalam komite Amerika Terlebih Dahulu (America First Commitee). Komite ini mendapat dukungan dari golongan
konservatif Barat Tengah dampai kaum cinta damai aliran kiri. Akhirnya golongan
yang ingin turun tangan memenangkan debat publik. (Badan Penerangan Amerika
Serikat, 2005:300)
Tak
lama kemudian Amerika langsung memimpin pembentukan persekutuan dengan Kanada
dan diikuti oleh negara-negara Amerika Latin untuk meningkatkan keamanan bagi
negara-negara Amerika. Selain itu juga membentuk badan pembantu dana untuk
kepentingan perang Inggris dan Perancis dalam menghadapi Jerman dan Italia.
Pada tahap ini Amerika belum menjadi penggerak utama pasukan Sekutu dan hanya
masih terbatas kepada penyokong dana perang Sekutu. Keadaan politik yang semakin
tak menentu ditambah lagi dengan masuknya Jepang ke Blok Fasis dengan
pergerakannya ketika menyerang Cina membuat Amerika geram. Akibatnya Amerika
mengembargo minyak dan besi tua ke Jepang melalui pangkalan angkatan laut di
Hawai, sebelumnya Jepang menerima ekspor minyak mentah langsung dari Hindi
Belanda.
Hal
ini membuat Jepang terdesak karena industri dalam negerinya tidak akan bisa
berjalan tanpa bahan mentah. Untuk mempermudah langkah Jepang maka pada 7
Desember 1941, di pagi hari Jepang melakukan serangan mendadak terhadap Perl Harbour di Hawai. Akibatnya Amerika
mengalami kerugian yang sangat fatal. Mereka hanya memiliki nasib beruntung
ketika dua kapal induk Amerika tidak ikut berlabuh di Perl Harbour. Sehingga terhindar dari serangan bom torpedo pesawat
Jepang.
Menanggapi
peristiwa ini F. D. Roosevelt pada 8 Agustus 1945 secara tegas menyatakan
perang terhadap Jepang. Banyak sejarawan yang mengatakan bahwa penyerangan yang
dilaukan oleh Jepang terhadap Amerika merupakan kesalahan terbesar dalam perang
dengan istilah “Membangunkan Singa yang Sedang Tidur”. Hal ini karena pasca
penyerangan yang dilakukan oleh Jepang, Amerika langsung mendominasi jalanna
perang di bawah Sekutu. Negara dengan cepat melakukan mobilisasi rakyat dan
seluruh kapasitas industri. Pada 6 Januari 1942, Presiden Roosevelt mengumumkan
target produksi yang mengejutkan: tahun ini harus selesai 60.000 pesawat,
45.000 tank. 20.000 meriam antipesawat, dan 18 juta ton pengiriman niaga.
Seluruh kegiatan nasional- pertanian, manufaktur, pertambangan, perdagangan,
tenaga kerja, investasi, komunikasi, bahkan pendidika dan kegiatan budaya- berlangsung di bawah
pengawasan baru yang meyeluruh.
Serangan Jepang mampu melunturkan ideologi
kaum isolasionis. Pada bula Februari 1942, hampir 120.000 orang Jepang-Amerika
yang tinggal di California dipindahkan dari rumah mereka dan di tahan di 10
kamp sementara yang kondisinya buruk dipagari dengan kawat berduru. Mereka
kemudian dipindahkan ke pusat relokasi di luar kota-kota terpencil di bagiab
Barat Daya. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:303). Ini dilakukan karena
sikap kecurigaan Amerika kepada orang-orang Jepang yang dianggap sebagai
mata-mata walaupun Amerika tidak mampu membuktikannya.
Selanjutnya,
setelah keikutsertaan Amerika dalam peperangan, di tahu 1942 mereka mulai
menyusun strategi guna menghadapi pasukan Jerman dan Italia. Tanggal 7 November
tentara Amerika mendarat di Afrika Utara jajahan Perancis, setelah pertempuran
habis-habisan, berhasil menimpakan kekalahan kepada tentara Italia dan Jerman. (Badan
Penerangan Amerika Serikat, 2005:304).
Penting
untuk diingat bahwa pada tahun 1942 merupakan titik balik dari peperangan yaitu
ketika pihak Sekutu berbalik menyerang hal ini berdekatan dengan bangkitnya Uni
Soviet dari serangan Jerman, dan kalahnya Jepang di peperangan Laut Karang.
Pada Juli 1943, Pasukan Inggris dan Amerika menduduki Sisilia, dan akhir musim
panas pesisir selatan Laut Tengah dibersihkan dari kekutan Fasis. (Badan
Penerangan Amerika Serikat, 2005:304).
Pada
tahun 1944, Italia berhasil diduduki dan diikutu dengan penyerahan tanpa syarat
dari Italia. Jenderal amerika Dwight D. Eisenhower ditunjuk sebagai panglima
tertinggi di Eropa. Selain itu Amerika juga membentuk pasukan khusus dalam
perang yang paling terkenal yaitu U.S Ranger, merupakan pasukan infanteri
ringan di bawah pimpinan William Darby. Selama bula Februari sampai Maret 1943,
Batalion Ranger Pertama telah terlibat dalam operasi-operasi besar di Afrika
Utara, di antaranya serangan ke posisi Italia di Station de Sened, Tunisia. U.S
Ranger juag turut ambil bagian dalam operasi merebut pulau Sisilia di Italia
(Operasi Husky), invasi Italia, dan pendaratan besar-besaran Sekutu di
Normandia (Operasi Overlord).(Darmawan. 2008:118). Setelah melalui persiapan
luar biasa., pada tanggal 6 Juni 1944, rombongan pertama invasi tentara Amerika
Serikat, Inggris, dan Kanada, yang dilindungi angkatan udara yang hebat,
mendarat di pantai Normandia di utara Prancis. (Badan Penerangan Amerika
Serikat, 2005:304).
Di
samping itu pertempuran di Asia Pasifik terus berlangsung. Amerika memimpin
pasukan Sekutu dalam Perang Asia Pasifik di bawah Douglas Mac Arthur dibantu
oleh Laksamana Nimitz berkebangsaan Inggris dengan strategi “Lompat Katak”,
yaitu berusaha untuk menguasai satu persatu kepulauan sebelum mengarah ke
Jepang. Kekalahan Jepang pada Perang Laut Karat menggagalkan ambisinya untuk
menyerang Australia. Secara perlahan Sekutu terus menekan Jepang. Pertempuran
lain juga ikiut menyumbangkan kesuksesan Sekutu. Guadacanal, sebuah kemenangan
yang menentukan buat Amerika Serikat di bulan November 1942, menandai aksi
ofensif pertama Amerika Serikat di Pasifik selama dua tahun beikutnya, pasuka
Amerika daa Australia yang mencari jalan untuk bergerak ke arah utara sejajar
“tangga” kepulauan Pasifik, berhasil menguasai Kepulauan Solomon, Gilbert,
Marshall, Marianan, dan Bonin melalui serangan amfibi. (Badan Penerangan
Amerika Serikat, 2005:306)
Selanjutnya,
untuk wilayah Eropa hanya tersisa Jerman yang sedang habis-habisan bertahan, dari
Barat Jerman di serang oleh Amerika dan Sekutu sedangkan di sebelah Timur
terdapat Uni Soviet. Antara pasukan Timur dan Barat dalam Blok Sekutu terjadi
persaingan untuk lebih dulu menduduki Berlin, persaingan ini dimenangkan oleh
Uni Soviet. Setelah Jerman menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, namun Jepang
tak kunjung menyerah.
Pada
Februari 1945 Amerika telah mengambil alih Manila. Amerika mengincar pulau Iwo
Jima di Kepulauan Bonin, yang terletak di tengah-tengah pulau Mariana dan
Jepang. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:308). Untuk menguasainya
Amerika harus kehilangan ribuan pasukannya. Sekutu mengumumkan Deklarasi
Pastdam pada 26 Juli, menjanjikan tidk akan menghancurkan atau memperbudak
Jepang bila mereka menyerah; namun, bila tidak, Jepang akan menjumpai
“kehancuran total”. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:309)
Jepang
juga turut menolak deklarasi tersebut, hal ini membuat pihak Sekutu gerah
menunggu, sehingga di bentuklah suatu bandan penelitian untuk memilih pusat
persenjataan Jepang, dan ter[ilih Hiroshima dan Nagasaki. Secara berturut-turut
pada tangga 6 dan 9 Agustus Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan oleh Sekutu. Hal
ini yang membuat Jepang juga terpaksa bertekuk lutut terhadap Amerika dan
Sekutu.
Dalam
perang ini Amerika sangat diuntungkan karena negerinya jauh dari serangan musuh
sehingga pasca Perang Dunia II, Amerika mampu tampil sebagai kekuatan baru di
dunia bersanding dengan Uni Soviet, walaupun nanti keduanya terlibat dalam
perseteruan Perang Dingin, dan dikhiri dengan kemenangan Amerika Serikat dan
runtuhnya Uni Soviet menjadi Rusia
Dalam
bidang politik peran Amerika juga sangat terasa dimana pemimpin Amerika pada
saat itu F. D. Roosevelt bersama dengan Perdana Menteri Inggris Wiston
Churchill berhasil melahirkan pagam Atlantic. Lalu dengan ikutnya Josep Stalin di Iran sepakat untuk membentuk
PBB yang di teruskan dalam Konferensi Yalta. Di Yalta jugalah di sepakati para
anggota keamanan PBB di beri hak veto bila ada keputusan yang mempengaruhi
keamanan mereka. (Badan Penerangan Amerika Serikat, 2005:307).
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Keadaan
yang semakin mendesak memaksakan Amerika juga ikut dalam kancah perang,
walaupun pada awalnya mereka hanya bersikap dingin dalam menyikapi masalah di
Eropa, ada dua hal yang menjadi faktor pendorong Ameriak untuk terlibat dalam
perang, pertama, ketika Perancis berhasil diduduki oleh Jerman hal ini
bertentangan dengan prinsip perjanjian pada Perang Dunia I, menyebabkan Amerika
ikut membantu dana perang Sekutu, kedua, ketika Jepang melakukan serangan
mendadak terhadap Amerika di Hawai. Amerika sangat terkejut atas peristiwa ini,
akibatnya Amerika mengeluarkan segenap upaya untuk memenangi peperangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyo, N. Agus. 2013. PEMBANTAIAN-PEMBANTAIAN MENGERIKAN DALAM PERANG DUNIA I & II. Jakarta
Selatan: Palapa.
Darmawan, M. Daud. 2008. PASUKAN ELIT PERANG DUNIA II.
Yogyakarta: PINUS.
Badan Penerangan Amerika Serikat.
2005. GARIS BESAR SEJARAH AMERIKA. USA: University of Maryland.