BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Filipina adalah
salah satu dari sekian negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, negara ini
terletak di bagian utara Indonesia dan bagian selatan Cina. Filipina sama
halnya dengan Indonesia yaitu sebagai negara kepulauan, kita bisa melihat pada
peta bahwa Filipina secara garis besar terbagi atas dua bagian yaitu utara dan
selatan. Di bagian utara mayoritas penduduknya beragama Katolik, dan bagian
selatan di dominasi oleh penduduk yang beragama Islam, sebab bagian utara dan
selatan kawasan ini tidak banyak mendapat pengaruh India, ditambah lagi jarak
antara kedua kawasan ini yang sangat berjauhan, ini menjadi salah satu alasan
mengapa kawasan ini sangat sedikit dipengaruh oleh India.
Filipina memiliki komposisi penduduk “Tagalog 28.1%,
Cebuano 13.1%, Ilocano 9%, Bisaya/Binisaya 7.6%, Hiligaynon Ilonggo 7.5%, Bikol
6%, Waray 3.4%, lainnya 25.3%” (Wiharanto 2012: 13). Kawasan Filipina dalam
sejarahnya banyak mendapat pengaruh asing, salah satunya yang paling
mendominasi yaitu pengaruh Spanyol terhadap Filipina, yang telah menjadikan
kawasan ini sebagai jajahan Spanyol pada abad pertengahan dimana bangsa eropa
memasuki zaman pencerahan setelah berakhirnya Perang Salib.
Dalam sejarah modern sekarang Filipina menjadi salah satu
negara pendiri ASEAN (Asosociation of
South East Asian Nations). Dalam bidang pemerintahan negara ini menganut
sistem yang sama seperti Amerika Serikat, dimana presiden menjadi kepala
negara.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang menyebabkan Spanyol datang dan
menduduki Filipina ?
2.
Bagaimana kehidupan masyarakat di masa
Kolonial dan kedudukan Spanyol di Filipina ?
3.
Jelaskan dampak dan pengaruh Spanyol di
kawasan Filipina yang masih ditemukan hingga sekarang ?
1.3.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuat makalah ini sebagai berikut:
1. Agar dapat mengetahui sejarah Filipina pada masa kolonial.
2. Mampu
memahami dan menjelaskan pengaruh Spanyol di Filipina.
3. Dapat
menjelaskan latar belakang negara Filipina dalam segi sejarah kolonial.
4. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asia Tenggara.
1.4.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penyusunan makalah ini
adalah:
1. Dapat
menambah wawasan dalam ruang lingkup sejarah Filipina.
2. Memberikan
pandangan secara garis besar sejarah Filipina di masa kolonial.
3. Dapat
menjadikan pedoman praktis untuk memahami sejarah Filipina pada masa kolonial.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Kedatangan Spanyol ke Asia Tenggara
Bangsa Spanyol adalah salah satu bangsa eropa yang
menjadi pelopor Penjelajahan Samudera pada abad ke-15, hal ini di latar
belakangi oleh tertutupnya pelabuhan Konstantinopel, karena direbutnya Kerajaan
Romawi Timur oleh Turki Ottoman di kawasan Turki sekarang yang menjadi sumber
utama bangsa eropa untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan hidup, hal ini
menyebabkan bangsa eropa harus memutar fikiran untuk mendapatkan rempah-rempah yang
menjadi kebutuhan di eropa.
Sehingga muncullah berbagai gagasan untuk menemukan
wilayah yang menghasilkan rempah-rempah, ditambah lagi pada saat itu bangsa
eropa mengalami masa kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya
pelayaran, lahirlah berbagai teori tentang bumi, dan penyempurnaan dalam
berbagai bidang khususnya perkapalan, persenjataan, dan penunjuk arah.
Selanjutnya pada saat itu Portugis dan Spanyol merupakan
dua negara yang paling taat terhadap agama Katolik dan memiliki dendam terhadap
penguasa negeri mereka sebelumnya yaitu Dinasti Umayyah, ditambah lagi dengan
dendam yang masih tersimpan terhadap kekalahan Perang Salib, hal ini mendorong
mereka untuk melancarkan serangan balas dendam terhadap seluruh orang-orang
Islam yang ada di luar kawasan eropa secara umum yang dikenal dengan semangat Reconquesta. Sehingga lahirlah tiga buah
konsep yaitu: Gold, Glory, dan Gospel. Gold atau dalam arti harfiahnya
yaitu ‘emas’ yang melambangkan bahwasanya bangsa eropa ingin mencapai kekayaan,
Glory atau secara harfiahnya ‘kemuliaan/kekuasaan’ yang menandakan
bahwa bangsa eropa ingin kembali berjaya dan berkuasa seperti pada zaman
Romawi, dan Gospel atau secara harfiah dapat
diartikan ‘Injil’ yang melambangkan semangat menyebarkan agama yang dianut yaitu
Katolik.
Di latar belakangi oleh pengesahan dari paus Roma, penjelajahan
pertama di awali oleh Portugis dengan dilanjutkan oleh Spanyol dengan tokohnya
pertamanya Cristophus Columbus yang menemukan Benua Amerika, seperti dikutip
dalam Ricklef, et al.(2013:190-191)
yaitu:
Tahun
terakhir ini, 1492, adalah tahun bersejarah karena hanya beberapa bulan setelah
jatuhnya Granada, Cristophus Clumbus~navigator berkebangsaan Italia (Geneo)
dengan pengalaman di Portugis melakukan pelayaran atas nama Raja Castille
Spanyol~menemukan dunia baru, benua Amerika.
Selanjutnya tokoh Spanyol yang melanjutkan pelayaran
adalah seorang pelaut Portugis yang bekerja untuk raja Spanyol yaitu Ferdinand
Magellan, seperti dikutip dalam Soham (2014:2). “Kedatangan pertama orang-orang
Barat yang tercatat adalah kedatangan Ferdinand Magellan di Pulau Homonhon, di
tenggara Samar pada 16 Maret 1521”. Dan yang dikemukakan Ricklef, et al. (2013:197). “Pada 1521 ekspedisi
mencapai Filipna dimana Magellan (seperti dijelaskan dalam Bab 4) terlibat
dalam kericuhan masyarakat setempat dan terbunuh”. Namun ironisnya saat bangsa
eropa berlayar ke timur mereka menjumpai orang-orang Muslim di kawasan timur
termasuk Filipina yang sedang mengalami proses Islamisasi di bagian selatan
Filipina.
2.2.
Masa Penjajahan Spanyol di Filipina
1. Masa Awal Penjajahan
Dalam pembahasan di atas dikatakan bahwa Magellan
terbunuh oleh sebuah insiden yang terjadi, salah satu penyebabnya ialah karena
Magellan terlalu memaksakan agama Katolik kepada penduduk setempat sehingga
menyebabkan kemarahan oleh beberapa kepala suku, dan memaksakan orang-orang
Spanyol yang baru tiba untuk angkat kaki dari Filipina. Pelayaran diteruskan
oleh Juan Sebastian del Cano yang tiba di Kepulauan Maluku, sesampai di Maluku
mereka terlibat persaingan dengan Portugis yang telah lebih dulu tiba disana.
Untuk menghindari perselisihan lebih lanjut maka pihak
Gereja Roma menjadi penengah dengan mengadakan Perjanjian Zaragoza, yang
membuat Spanyol harus kembali ke Filipina.
Proses penjajahan yang dilakukan oleh Spanyol terhadap
Filipina adalah dengan cara ekspansi yang ditanggapi dengan perlawanan rakyat
di berbagai tempat, yang paling menonjol adalah perlawanan di bagian selatan
yang mayoritas Muslim, dan Spanyol tidak mampu menaklukkan secara total
perlawanan rakyat di bagian selatan yang diberi julukan sebagai orang-orang
Moro hingga sekarang. Julukan ‘Moro’ diberikan sesuai dengan julukan untuk
orang-orang Muslim di Spanyol pada abad pertengahan. Dalam Mahfud (2014:3)
dijelaskan :
Pada
mulanya raja kurang memperhatikan atas kepulauan ini, karena sedang sibuk
membendung kekuatan Protestanisme di negerinya. Baru pada tahun 1526 raja mulai
memikirkannya, kemudian mengirimkan sebuah tim yang dipimpin oleh Fernando
Cortez, penakluk Mexico untuk menyelidiki kepulauan ini. Dua orang anak buahnya
meninggal. Pada tahun 1542 berangkatlah Laksamana Ruy Lopez dan Vilalobos dari
Puerta Navidad (Mexico) ke Filipina. Vilalobos menganti nama kepulauan St.
Lazarus menjadi Philipinese sebagai tanda kehormatan kepada putera mahkota Don
Philips II, putera Maharaja Karel V. Setelah secara resmi berkuasa mengganti
ayahnya, Philips II mencurahkan semua kekuatannya untuk menguasai kepulauan
yang dinisbatkan pada namanya.
Pada
awal kekuasaannya, Spanyol menggunakan berbagai kebijakan yang sangat membebani
rakyat Filipina,diawali dengan berbagai pemungutan pajak dan kebijakan lainnya,
Ricklef, et al. (2013:253) memaparkan
sebagai berikut:
Sejak
1589 bangsa Spanyol memungut upeti tahunan kepada setiap pria dewasa yang berusia
antara 18-60 tahun. Upeti ini tidak hanya dibayarkan dalam bentuk mata uang
tetapi juga tenaga kerja dan barang-barang. Pajak tahunan ini dikumpulkan
melalui raja atau encomienda (hibah)
swasta yang dihaadiahkan sebagai penghargaan atas jasanya kepada raja.
Dapat
dikatakan bangsa Spanyol dalam proses menguasai Filipina mendapatkan berbagai
tekanan dimulai dari perlawanan yang terjadi di Filipina ditambah lagi dengan
kekacauan yang terjadi di negerinya sendiri, diantaranya perang yang
dikumandangkan oleh Belanda untuk mendapatkan kemerdekaannya ditambah lagi
dengan munculnya aliran baru yang sangat di benci oleh Spanyol yaitu Protestan.
Serpeti yang dikutip dalam Recklef, et al.
(2013:255) sebagai berikut:
Bangsa
Spanyol menghadapi berbagai ancaman bahkan dari Luzon dan Visayas. Sejak 1596
hingga 1764 kota-kota di Ilocos dan Cagayan, Pengasinan, dan Pampanga, Luzon,
Bohol dan Leyte secara sporadis memberontak. ,mereka memprotes komposisi upeti
yang mencekik dan tuntutan pemenuhan tenaga kerja, Kristenisasi dan penindasan
terhadap agama tradisional serta beban-beban untuk mendukung perang-perang
Spanyol. Kendati diarahkan pada para encomendero
pemberontakan juga menyerang para rahib dan gereja. Pemberontakan Igorot
(1601), dan Gaddang (1621) di Luzon utara serta pemberontakan Tamblot
(1621-1622). Bankaw (1622), dan Tapar (1663) di Visayas menjadi simbol-simbol
Katolik sebagai sasaran.
Lalu, pada tahun 1762, Spanyol bersekutu dengan
Prancis sehingga melibatkannya dalam Perang Tujuh Tahun yang membuat Filipina
ikut serta. Inggris yang menjadi salah satu lawannya dalam kancah perang
mengirim pasukan besar dari India untuk menginvasi Manila, dan memaksa penduduk
setempat untuk mengangkat senjata melawan Spanyol. Perjanjian Paris mengakhiri
serangan ini dan Spanyol kembali berkuasa.
Penafsiran
bahwa perlawanan yang dihadapi oleh Spanyol sangat berat, lalu ditambah lagi
dengan hasutan yang dilakukan oleh orang-orang Belanda yang telah mulai
berdagang di kawasan Asia Tenggara agar melawan bangsa Spanyol. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk memantapkan dominasinya di Filipina, Spanyol mengalami
tekanan dari berbagai sudut dan juga pengaruh kebijakan Spanyol yang diterapkan
di Filipna yang sangat memaksa dan menghina budaya setempat seperti pemaksaan
terhadap ajaran Katolik yang menyebabkan perlawanan yang tiada henti.
Protes
terhadap Spanyol juga datang dari pendatang Cina, mereka merupak pemain utama
yang menghubungkan perdagangan, keuntungan dalam perdagangan yang mereka jalani
membuat mereka ingin menetap di Filipina. Maka timbullah rasa khawatir pada
Spanyol, sehingga membatasi jumlah imigran Cina yang berdatangan.
Beredarnya kabar palsu, bahwa kaisar Cina
mendukung para imigran Cina di Filipina menyebabkan terjadi pemberontakan di
Filipina yang dilakukan oleh orang-orang Cina, mereka melakukan pembakaran
terhadap pemukiman dan menggunakan simbol-simbol Cina dalam melakukan aksinya,
sehingga membuat Spanyol mengeluarkan peraturan terhadap pengusiran orang-orang
Cina.
Yang sangat melelahkan Spanyol adalah perlawanan
yang dilakukan oleh penduduk bagian selatan~Moro~menjadi perlawanan terlama
dalam sejarah perlawanan terhadap kolonial, namun semuanya dapat diatasi oleh
Spanyol dengan melakukan kerja sama dengan raja-raja lokal.
2. Pemerintahan Kolonial Spanyol di
Filipina
Filipina
sangat berbeda dengan kawasan lain di Asia Tenggara, hal ini dipicu oleh
kedatangan bangsa Spanyol yang sangat awal dan berhasil menancapkan hegemoninya
di Filipina, sehingga dampak yang diakibatkan sangat kental dibandingkan dengan
kawasan lain di Asia Tenggara. Sampai sekarang kita juga dapat melihat pengaruh
Spanyol yang masih melekat di sana yaitu dari nama penduduk, agama, hingga
ciri-ciri fisik penduduknya karena pada masa itu terjadi perkawinan campuran
antara orang-orang Spanyol dan penduduk setempat.
Secara
garis besar sistem pemerintahan jajahan Spanyol ada dua yaitu: pertama, kekuasaan
langsung dan kedua, adu domba dan kuasai. Sistem ini dapat kita katakan hampir
sama dengan sistem Belanda dalam menjajah nusantara dengan istilah Devide et Impera yaitu politik pecah
belah. Selanjutnya “ Para pejabat gereja juga mengekang otoritas sipil yang
sangat kuat. Sesuai patronato real, gereja dan negara disatukan untuk mengatur
dan menyebarkan ajaran Kristen”. (Ricklef, et
al. 2013:309).
Dalam
bidang pemerintahan hampir seluruhnya diduduki oleh orang-orang Spanyol yang
menandakan sistem kasta sosial yang diciptakan oleh Spanyol yaitu peninsulare bagi mereka yang lahir di
tanah Spanyol, insulare atau criollo
bagi mereka orang Spanyol yang lahir di Amerika atau Filipina. Dengan adanya
sistem kasta ini membuat sering terjadi pelecehan terhadap kedudukan dan
terjadi kecemburuan terhadap pemerintah akibat lebih mengistimewakan peninsulare. Dan nanti juga banyak
melahirkan kasta-kasta baru seiring dengan terjadinya perkawinan campuran
antara orang-orang Cina, Filipina, dan Spanyol sendiri.
Pada
1595 ordo Jesuit mendirikan sekolah tata bahasa untuk pelajar putra yang kelak
bernama Universitas Ateneo de Manila. Ordo Dominikan mendirikan Universitas
Santo Thomas pada 1611. Gadis Spanyol menerima pendidikan praktis
disekolah-sekolah asrama.
Selanjutanya,
di tahun 1823, pemerintah yang konservatif mengganti pejabat militer dari
kalangan insulare dengan peninsulare.
Gebernur
Jenderal menduduki pucuk pemerintahan, sebagai perwakilan raja di tanah jajahan
dengan kewenangan eksekutif absolut. Ia juga memimpin pasukan bersenjata di
seluruh kepulauan.
Kawasan
Filipina dijadikan sebagai kawasan penghubung perdagangan Spanyol, yang
menghubungkan tanah jajahannya di barat (Meksiko) dan timur (Filipina) yang
membuat jangkauan perdagangan mereka melintang dari barat hingga timur yang
berhubungan dengan Cina.
Namun
ada hal yang menarik dari segi ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah
kolonial, dimana di kawasan Asia Tenggara yang menjadi tanah jajahan bangsa
barat, orang-orang Cina menjadi pemeran penting dalam bidang ekonomi namun hal
ini tidak berlaku di Filipina, di karenakan terjadi pengusiran orang-orang Cina
yang non-Katolik oleh pemerintah yang dianggap berbahaya bagi pemerintah yang
menyebabkan munculnya pengusaha-pengusaha yang berasal dari kalangan orang-orang
Spanyol sendiri dan bahkan penduduk pribumi setempat. Seperti yang telah
disebutkan di atas bahwa orang-orang Cina juga melakukan protes terhadap
Spanyol di Filipina.
3. Nasionalisme Filipina
Secara
garis besar dalam sejarah Nasionalisme Asia Tenggara dapat dibagi dalam tiga
bentuk pertama, Nasionalisme yang diperoleh melalui perlawanan, kedua,
Nasionalisme yang diperoleh melalui pemberian, dan ketiga, Nasionalisme yang
diperoleh dengan cara melanjutkan sistem yang diwarisi pemerintahan kolonial.
Filipina merupakan negara pertama di kawasan
ini yang menerima pengaruh Nasionalisme, karena penduduk Filipina merupakan
negara terawal yang penduduknya mendapatkan pendidikan barat, sehingga tidak
heran bila melihat bahwa Nasionalisme pertama kali muncul di kawasan ini adalah
Filipina.
Terdapat beberapa tokoh pergerakan nasional di
kawasan ini, yang sangat menonjol adalah Jose Rizal, ia adalah seorang yang
sangat terdidik, sejak usia dini, Jose Rizal menunjukkan kecerdasan dewasa
sebelum waktunya. Dia belajar mengenal huruf dari ibunya pada usia tiga tahun,
dan bisa membaca dan menulis pada usia lima tahun. Jose Rizal Mercado kuliah di
Ateneo Municipal de Manila, kemudian lulus pada usia enam belas tahun dengan
nilai tertinggi. Dia mengambil program pasca sarjana di sana untuk keahlian
survey pertanahan. Rizal menyelesaikan pelatihan surveyornya pada tahun 1877,
dan lulus ujian lisensi Mei 1878, tapi tidak bisa menerima lisensi untuk
praktik karena ia baru berusia 17 tahun. (Dia diberikan lisensi pada tahun
1881, ketika ia mencapai usia dewasa.) Pada tahun 1878, pria muda itu juga
terdaftar di University of Santo Tomas sebagai mahasiswa kedokteran. Dia
kemudian berhenti sekolah dan menuduh adanya diskriminasi terhadap mahasiswa Filipina
oleh profesor Dominika.
Pada
bulan Mei 1882, Jose Rizal naik kapal ke Spanyol tanpa memberitahu orangtuanya.
Dia mendaftarkan diri pada Universidad Central de Madrid. Pada bulan Juni 1884,
ia menerima gelar dokter pada usia 23 tahun dan tahun berikutnya, ia juga lulus
Fakultas Sastra dan Filsafat.
Adapun
beberapa faktor yang dapat kita ringkas sehingga menyebabkan timbul pergerakan
nasional di Filipina sebagai berikut:
a. Sistem
penjajahan yang telah sangat menyengsarakan rakyat.
b. Penguasaan
gereja terhadap rakyat seperti yang telah dijelaskan di atas.
c. Pengaruh
paham-paham baru yang pada saat itu baru bermunculan seperti demokrasi,
leberalisasi, dan sebagainya.
d. Lahirnya
kaum itelektual dalam kalangan pribumi, ini adalah akibat pemerintah
menyediakan sekolah baik di Filipina maupun di Spanyol bagi penduduk Filipina.
e. Pengaruh
terhadap kemerdekaan Amerika Latin yang menentang kekuasaan Spanyol.
Beberapa
poin diatas adalah garis besar yang menyebabkan terjadinya revolusi pertama di
Filipina, selain itu terdapat salah satu karangan novel yang dibuat oleh Jose
Rizal dan mempengaruhi pergerakan ini, yang berjudul ‘Noli Me Tangere’ (Jangan Sentuh Saya), seperti paparan
Wiharyanto.(2012:14). Sebagai berikut:
Menurut
Rizal, kalimat No me Tangere itu diambil dari kitab Injil Yohanes 20:17, yakni
dalam kalimat: Kata Yesus kepada Maria Magdalena “Jangan engkau menyentuh Aku
sebab Aku belum pergi kepada Bapa”. Buku itu mengkritik pemerintah Spanyol dan
Gereja di Filipina. Karena itu ia ditangkap dan dihukum mati.
Selanjutnya pada 1892, atas prakarsa Jose Rizal kaum
intelek membentuk sebuah liga yang dinamakan dengan Liga Filipina, organisasi
ini digunakan untuk melawan hegemoni Spanyol di Filipina. Namun pada 1896,
Rizal ditangkap dan dihukum mati. Dampak dari kematian Rizal menjadi lambang
kepercayaan masyarakat untuk meneruskan perjuangannya melawan pemerintahan
Spanyol, sepertinya kematian Rizal berhasil menciptakan suatu ikatan moral
terhadap penduduk yang sangat lama tertindasa atas perlakuan Spanyol, dan inilah
yang menjadi akar rumput permasalahan kemerdekaan Filipina.
4. Akhir Kekuasaan Spanyol di Filipina
Pada
akhir abad ke-19 terjadi pengalihan kekuasaan atas Filipina, hal ini terjadi
karena Spanyol tidak mampu mempertahankan lagi tekanan-tekanan yang dihadapinya,
baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dan juga bangsa Spanyol yang
dulunya merupakan negara yang sangat disegani di eropa, menjadi negara eropa
yang kolot dan memiliki banyak musuh, karena dulunya Spanyol memiliki banyak
tanah jajahan di eropa dan sekarang negara-negara yang telah merdeka dari
Spanyol mulai menyerang balik Spanyol.
Selanjutnya
pada tahun 1896, Emilio Aquinaldo meneruskan pemberontakan Katipunan pemerintahan Kolonial Spanyol tidak dapat
menindasnya, bahkan makin lama pemberontakan
makin berkobar. Akhirnya, pemerintahan kolonial Spanyol mengadakan perjanjian dengan Aguinaldo yang isinya
pemerintahan kolonial Spanyol akan mengadakan
perbaikan pemerintahan dalam waktu tiga tahun.
Tetapi
Aquinaldo dan pemimpin lainnya harus meninggalkan Filipina yaitu ke Hongkong.
Aquinaldo meninggalkan Filipina dan
pemberontakan berhenti. Tetapi dengan pecahnya perang Amerika-Spanyol
tahun 1898, Aquinaldo muncul kembali. Dia memihak Amerika karena mengira bahwa
Amerika akan menghancurkan kolonialisme Spanyol di Filipina dan memberikan
kemerdekaan kepada Filipina. Aquinaldo memproklamasikan kemerdekaan Filipina
tanggal 12 Juni 1898.
Seperti
yang terdapat dalam Wiharyanto.(2012:14). Sebagai berikut:
Aquinaldo
membantu Amerika Srikat menumbangkan pemerintahan Spanyol di Filipina (1897)
dan memproklamasikan kemerdekaan Filipina pada tanggal 12 Juni 1898. Amerika
Serikat yang mengganti penajahan Spanyol di Filipina tidak mengakui kemerdekaan
Filipina tetapi justru menghancurkannya. Ternyata Amerika tidak membebaskan
Filipina justru menjadi penjajah baru yang jauh lebih kuat dari Spanyol,
sehingga perjuangan Aquinaldo gagal total.
Kemudian
dia menggempur tentara kolonial Spanyol. Hampir seluruh Filipina dapat dikuasai
oleh Aguinaldo dan hanya Manila yang masih dikuasai Spanyol. Aquinaldo
bersama-sama dengan tentara Amerika melakukan serangan terhadap Manila. Manila
dapat direbut pada tanggal 13 Agustus 1898 dan tanggal 10 Desember 1898 secara
resmi Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika Serikat.
Dengan
lenyapnya imperialisme Spanyol di Filipina, bukan berarti Filipina bebas dari
cengkraman kaum imperialis. Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat yang
tadinya memberikan bantuan kepada Filipina untuk mengusir Spanyol berbalik dan
bermaksud menguasai Filipina. Dengan kata lain, Amerika Serikat juga menjadi
bangsa imperialis yang ingin menjajah Filipina.
Melihat
kenyataan ini, Aquinaldo melakukan protes dan tetap memegang teguh pada kemerdekaan Filipina. Undang-undang
Dasar dibentuk dan Aquinaldo bertindak sebagai
presiden (1898). Aquinaldo segera mengobarkan perjuangan untuk menentang
Amerika Serikat. Dua tahun lamanya dia bertempur melawan Amerika Serikat,
tetapi Amerika Serikat terlampau kuat untuk dilawan.
Pada
tahun 1901 Amerika Serikat dengan menjalankan tipu muslihatnya berhasil
menangkap Aquinaldo, tetapi pasukan Gerilyanya tetap meneruskan perjuangannya
sampai tahun 1902.
BAB
II
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dimulainya
penjelajahan bangsa barat ke bagian dunia lain yang menyebabkan terjadinya
penjajahan. Bangsa Spanyol menjajah Filipina selama kurang lebih 327 tahun.
Suasana liberal pada saat dipimpin oleh gubernur Torre menyebabkan Filipina
ingin membebaskan diri dari belenggu penjajah dan hendak mengatur negaranya
sendiri. Banyak faktor yang melatarbelakangi nasionalisme di Filipina.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab adalah faktor dari luar (eksternal) maupun
dari dalam (internal) itu sendiri.
Filipina
merupakan negara yang pengaruh budaya baratnya masih terlihat sangat kuat
sampai sekarang. Hal tersebut dilatar belakangi oleh pengalaman penjajahan yang
dialami Filiphina dimana Filiphina dijajah oleh Spanyol.
Salah
satu pengaruh yang ditinggalkan oleh Spanyol yang masih sangat kental hingga
hari ini adalah agama Katolik, walaupun dulunya dilakukan secara paksa pada
masyarakat Filipina.
Kawasan
Filipina merupakan negara kepulaun seperti halnya Indonesia, isu yang sangat
memanas dari negara ini adalah konflik Moro yang terus berlarut-larut, ini
merupakan sisa-sisa konflik yang ditinggalkan oleh Spanyol dan Amerika yang
menjajah Filipina.
DAFTAR
PUSTAKA
Ricklef, et al. (2013). Sejarah Asia Tenggara.
Jakarta: Komunitas Bambu.
Wiharyanto A Kardiyat. (2012). Sejarah Asia
Tenggara. Yogyakarta: Universitas Sanata
Darma.
Isharyanto, Jose Rizal, diakses 19 Oktober 2014 dari
situs: http://sejarah.kompasiana.com/2013/09/23/jose-rizal-pahlawan-nasional -filipina-594348.html.
Soham Manap, Sejarah dan Perkembangan Filipina,
diakses 19 Oktober 2014 dari situs:http://www.academia.edu/8032640/sejarah_dan_perkembangan_filipinaa
Yusuf, Imperialisme di Filipina, diakses 20 Oktober
2014 dari situs: http://yusufsejarah.blogspot.com/2012/06/imprealisme-di-filipina.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar