Kamis, 26 Maret 2015

MASUKNYA PENGARUH BARAT KE TIMUR TENGAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Kawasan Asia Barat Daya atau sering disebut juga Timur Tengah adalah sebuah kawasan yang sangat kaya akan kebudayaan. Sejarah telah mengungkapkan mengenai tempat turunnya tiga agama samawi yaitu di kawasan Timur Tengah. Kawasan ini adalah kawasan yang sangat kaya akan sejarah, ini di sebabkan karena kekuatan-kekuatan sejarah sangat kuat di kawasan ini.
            Kawasan ini merupakan penghasil minyak utama di dunia sampai dengan sekarang. Dalam sejarah setelah masuknya Islam, kawasan ini merupakan tempat peradaban termaju di dunia yang tidak ada tandingan dengan peradaban yang ada sezaman dengannya. Namun semua sirna, penduduk kawasan ini terlena dengan kejayaan yang telah mereka raih.
            Mereka seakan tertidur dalam keterlenaannya. Mereka tidak sadar bahwa waktu terus berlalu, peradaban mereka telah mundur dan ditandingi oleh peradaban baru, yaitu peradaban bangsa Eropa. Dan sampai sekarang peradaban ini masih menguasai dunia.
            Pada masa Kekaisaran Ottoman, hampir seluruh kawasan Timur Tengah mendapat pengaruh dari kerajaan ini. Namun dengan kekuasaan yang sangat besar pada saat itu yang tidak didukung oleh sistem komunikasi yang baik untuk menjalankan pemerintahan menjadi sebuah kendala, terlihat bahwa lemahnya sistem kontrol terhadap wilayah-wilayah yang di pengaruhi.
            Melemahnya Kerajaan Ottoman bersamaan dengan bangkitnya eropa. Bangsa eropa sangat berambisi untuk mempengaruhi kawasan-kawasan baru. Terutama kawasan Timur Tengah, seakan bangsa eropa masih menyimpan dendam mereka terhadap kekalahan Perang Salib.
            Sehingga dengan kontrol dari kerajaan yang sangat lemah, dengan mudah pengaruh Eopa masuk ke Timur Tengah. Namun Kerajaan Ottoman berusaha membendung pengaruh yang dibawa oleh barat. Dapat dikatakan kebijakan Ottoman tidak berhasil. Dikarenakan pusat Kerajaan Ottoman sendiri mendapat tekanan dari berbagai pihak, satu demi persatu wilayahnya diperebutkan oleh bangsa barat, diantaranya yang sangat dominan adalah Inggris, Prancis, dan Italia. Hal ini berujung pada keikut sertaan Ottoman dalam Perang Dunia I.
            Setelah perang usai pihak yang kalah harus manuruti pihak yang menang. Kerajaan Ottoman adalah pihak yang kalah, yang berakibat hilangnya seluruh kawasan yang dulunya dikuasai. Dan runtuhnya Kerajaan Ottoman menjadi sebuah negara kecil yang disebut Turki sekarang.

1.2. Rumusan Masalah
1.      Kapan pengaruh eropa masuk ke kawasan Timur Tengah ?
2.      Bagaimana tanggapan penduduk terhadap kebudayaan eropa ?
3.      Bagaimana Kerajaan Ottoman menghadapai dampak dari pengaruh kebudayaan eropa ?
4.      Bagaimana peran Yahudi dalam pengaruh eropa ke kawasan Timur Tengah ?
5.      Apa pengaruh bangsa eropa yang masih melekat hingga sekarang ?

1.3. Tujuan dan Manfaat
1.      Memberi gambaran secara ringkas tentang sejarah Timur Tengah dalam segi masuknya pengaruh barat.
2.      Dapat memahami dampak dari pengaruh barat di kawasan Timur Tengah.
3.      Dapat menjelaskan peran Yahudi dalam proses masuknya pengaruh barat ke Timur Tengah.
4.      Memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Barat Daya.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Awal Mula Masuknya Pengaruh Barat
            Kawasan Asia Barat Daya pada abad ke-15 hingga abad ke-20 secara keseluruhan dipengaruhi oleh Kerajaan Ottoman atau biasa dikenal juga dengan Kerajaan Utsmani. Kerajaan ini berasal dari Turki, sehingga masuknya pengaruh barat ke kawasan Asia Barat Daya atau Timur Tengah sangat erat kaitannya dengan kontrol terhadap wilayah yang dipengaruhi oleh Ottoman.
            Kerajaan Ottoman memiliki wilayah yang sangat luas, bahkan para sejarawan sepakat bahwa belum ada sebuah kerajaan di dunia ini yang menyamai luasnya kekuasaan yang dimiliki oleh Ottoman, selain dari Uni Soviet.
            Pada abad ke-17 secara bertahap kerajaan ini mengalami masa kemunduran, hal ini di sebabkan oleh banyak faktor, namun ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi mundurnya Ottoman, di antaranya :
1.      Wilayah Ottoman Yang Luas
Dengan wilayah sangat luas yang dikuasai oleh Ottoman menjadi kendala tersendiri, sebab pada saat itu sistem dan sarana yang digunakan untuk melakukan kontrol terhadap wilayahnya sangat lemah. Sehingga memudahkan wilayah-wilayahnya untuk mengalihkan pandangan dari Ottoman.
2.      Raja Yang Lemah
Penerus tahta kerajaan yang lemah, yang tidak mampu memimpin wilayah yang sangat luas. Bahkan di antara mereka sibuk dengan kehidupan dunia, yang sangat bertentangan dengan Islam.
3.      Masyarakat Heterogen
Kerajaan Ottoman didiami oleh berbagai bangsa dan agama sehingga sangat sulit menyatukan seluruh golongan-golongan ini. Pertentangan sering sekali terjadi, akibatnya menyalakan percikan-percikan api yang siap membakar segalanya.
4.      Perebutan Kekuasaan Antara Mamluk dan Pasha
Kerajaan Mamluk merupakan dinasti terakhir yang berasal dari Arab dan memimpin bangsa Arab. Namun setelah runtuhnya kerajaan itu maka tinggallah para golongan pejabat-pejabat Mamluk yang mendukung kekuasaan Ottoman, sedangkan Pasha adalah mereka para pejabat yang berasal dari Turki atau pada saat itu Ottoman.
5.      Pemberontakan di Berbagai Daerah
Pemberontakan yang dilakukan oleh golonga-golongann tertentu, ini dikarenakan oleh ketidak puasan terhadap Ottoman dalam mengambil kebijakan. Ditambah lagi para gebernur yang terdiri dari Pasha dan Mamluk saling berebut tampuk kekuasaan, sehingga menyebabkan keadaan rakyat yang sangat menyengsarakan.
Dengan berbagai faktor kecil lainnya secara tidak langsung membuat wilayah yang dipengaruhi oleh Ottoman bertindak secara kemauannya sendiri. Secara tidak langsung maka memudahkan akses bangsa barat yang saat itu sedang bangkit, untuk memasuki kawasan ini
Ditambah lagi dengan berbagai intervensi yang dilakukan oleh berbagai bangsa barat terhadap Ottoman, mereka mempermasalahkan wilayah-wilayah yang telah dikuasai oleh Ottoman, yang sangat menonjol adalah Rusia atau Uni Soviet saat itu. Bangsa barat mendekte satu persatu wilayah yang dikuasai oleh Ottoman. seperti dalam buku History Of The Arab yang mengatakan :
Kekuatan Internal makin bertambah buruk dengan munculnya gangguan dari luar, ketika pada abad ke-18 Prancis, Inggris, Austria, dan terakhir Rusia mulai melebarkan pengaruh mereka dan melirik wilayah-wilayah yang dikuasai “orang sakit” dari Eropa ini. ( Khitti.2010:916)
Kerajaan Ottoman terus tertekan dari luar dan dalam. Sehingga membuat kerajaan ini semakin redup, dengan julukan “orang sakit”. Hal yang sangat menarik kita lihat dari segala proses pertentangan adalah persamaan waktu yaitu di saat timur mengalami kemunduran maka di saat itu juga barat memasuki zaman kebangkitan mereka.
Ottoman sangat sadar bahwa mereka telah tertinggal jauh dengan barat, hal ini tampak saat kapal-kapal laut barat berukuran lebih besar dan lebih cepat berbeda dengan kapal Ottoman yang masih menggunakan kekuatan angin untuk berlayar.


2.2. Pengaruh Barat di Timur Tengah
Dari pemaparan sebelumnya telah diuraikan berbagai faktor yang menyebabkan masuknya pengaruh barat ke Timur Tengah, inti dari semuanya yaitu bahwa mundurnya Kerajaan Ottoman, dimulai dari abad ke-16.
Dari sekian banyak wilayah yang dipengaruhi oleh Kerajaan Ottoman, ada beberapa wilayah yang sangatdipengaruhi oleh barat, terutama wilayah Timur Tengah.
1.      Mesir
Pada 1789, Mesir mengalami serangan dari perancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte yang bertujuan memutuskan jalur perdagangan dan komukasi  Inggris di kawasan timur. Penyerangan yang dilakukan oleh Napoleon seakan menyadarkan bangsa barat bahwa kawasan Mesir secara khusus dan Timur Tengah secara umum adalah wilayah yang sangat strategis.
Namun kekuasaan Napoleon di Mesir tidak lama, karena berhasil direbut kembali oleh Turki dengan Bantuan Inggris. Seorang pemimpin perang pembebasan Mesir, Muhammad Ali yang lahir di Macedonia. Atas jasanya Porte mengangkat dia sebagai gebernur.
Muhammad Ali melakukan berbagai pembaharuan di Mesir, di layak menyandang sebagai Bapak Negara Mesir sekarang. Ali merombak segala bidang yang dianggap telah kolot atau ketinggalan jaman, dimulai dari bidang pertanian, perekonomian, militer, dan membangun lembaga-lembaga pendidikan. Seperti dikutip dari Washington dalam Khittin (2010:925) :
Meskipin ia sendiri seorang yang buta huruf, tetapi ia menjadi pelindung dan penyokong dunia pendidikan: ia memulai pembentukan departemen pendidikan, membuat sebuah lembaga pendidikan, membangun sekolah teknik mesin (1816), dan sekolah kedoteran pertama.
Banyak para pengajar yang didatangkan oleh Ali terutama dari Inggris, Italia, dan Prancis. Namun yang sangat berperan adalah Perancis, sangat banyak para peserta didik dikirim untuk belajar ke negara-negara barat.
Setelah ditinggalkan oleh Muhammad Ali, kepemimpina diteruskan oleh anaknya Thusun. Sebelumnya Porte talah menetapkan bahwa Ali menjadi raja otonom yang tampuk kekuasaan diwarisi secara garis keturunan.
Di bawah pimpinan Thusun dan penerusnya, Mesir terus di hantui oleh pengaruh barat. Yang nantinya akan membuat Mesir sebagai tempat transit perdagangan dunia dengan pembangunan Terusan Suez.
2.      Suriah dan Lebanon
Wilayah suriah setelah berhasil ditaklukkan oleh Ottoman, dipimpin oleh orang-orang Mamluk, selanjutnya dipimpin oleh Pasha-pasha Ottoman. perbutan yang terjadi untuk menduduki tampuk kekuasaan menyebabkan terbentuknya pemerintahan yang kotor dan politik yang dijalankan hanya mengarah kepada kepentingan pribadi.
Untuk mengukuhkan kedudukan mereka, maka para pejabat bekerja sama dengan orang-orang Eropa. Seperti paparan Khitty (2010:930) :
Bahkan orang Eropa pun diperlakukan sebagai millet, serta mendapatkan hak-hak istimewa berupa anugerah kapitulasi. Bangsa Venesia adalah kelompok pertama yang mendapatkan kapitulasi. Pada 1521, Sulayman menandatangani perjanjian dengan mereka terdiri atas tiga puluh pasal. Empat belas tahun kemudian Prancis menerima kapitulasi mereka, sedangkan Inggris mendapatkannya pada 1580.
Keadaan ekonomi yang sangat buruk terhadap negeri Syam, menandakan ketidak mampuan Ottoman dalam menjalankan pemerintahan. Ditambah lagi dengan keadaan penguasa yang hanya memikirkan keuntungan bagi kelompoknya membuat rakyat jatuh miskin, bahkan populasi di Palestina menurun drastis.
Namun keadaan berubah ketika bangsa Eropa menemui jalur perdagangan baru, membuat Suriah menjadi rute perdagangan dunia, terutama setelah dibukanya Terusan Suez di Mesir pada masa Ismail, dan membuat Suriah menjadi penghubung daratan ke Persia dan India, menyadari hal ini, bangsa Eropa segera membuat koloni-koloni kecil untuk berdagang.
Dengan kapitulasi yang telah didapatkan mereka mulai melakukan perdagangan. Setelah perjanjian di tahun 1740, antara Raja Mahmud I dan Louis XV, yang menyepakati bahwa seluruh umat Kristen yang berkunjung ke wilayah Ottoman berada di bawaah perlindungan Prancis. Tidak lama kemudian Prancis mendirikan berbagai perusahaan di Suriah yang disusul oleh Inggris. Ddan sejak saat itulah melainya datang misionaris-misionaris yang menyebarkan ajaran ke tanah Syam.
Sementara di Lebanon, setelah penaklukan yang dilakukan oleh Ottoman, maka diangkatlah seorang Mamluk yaitu Fakhr al-Din. Dia diberikan kekuasaan otonom penuh oleh Porte. Seperti penjelasan Khitty (2010:933) Penguasa Turki sejak awal menyadari bahwa Libanon, dengan orang-orang pegunungannya dari kelompok Drusis dan Maronis yang keras, harus diperlakukan lebih lembut dibanding Suriah.
Namun pemimpin mereka Fakhr al-Din memberontak, ia mulai mengadakan persekutuan dengan Italia, dan wilayah-wilayah lain. Ditandatanganinya perjanjian kerja sam dalam bidang militer secara rahasia dengan pangeran Ferdinand dari Tuscany, bertujuan untuk menyerang Ottoman. tidak lama kemudian sepasukan Ottoman dikirim untuk membasminya.
Dia selamat karena lari ke Italia, saat ia kembali ke Lebanon Fakhr al-Din diakui kembali sebagai penguasa oleh Porte. Lalu dia melakukan pembaharuan di wilayahnya.
Pada abad ke-18 tampak sangat jelas kemunduran dari Kerajaan Utsmani, ini membuat para gebernur tidak tinggal diam, terutama di negeri Syam. Mereka segera ingin melepaskan diri atas dorongan dari bangsa Eropa yang sedang mengganggu kekuasaan Ottoman.
3.      Irak
Negeri ini dikalahkan oleh Ottoman dengan susuh payah, terutama pada saat itu berkembangnya penduduk Syiah, menyebabkan komunikasi tersendat. Selama lebih sepuluh tahun Irak di kuasai oleh Kerajaan Safawiyah. Ottoman menganggap Safawiyah sebagai sekutunya, namun Safawiyah di bawah Ismail melakukan hubungan dengan Kekaisaran Rusi untuk melawan Turki.
Perang  Ottoman-Safawiyah telah mengahncurkan berbagai aspek kehidupan. Di samping itu Inggris telah membuka matanya bahwaa Irak adalah kawasan yang sangat trategis sebagi jalur penghubung perdagangannya, dan ditambah lagi penemuan minyak di wilayah tersebut.
Perang Crimea, yaitu antara Prancis, Inggris, dan Ottoman (sekutu) melawan Kekaisaran Rusia, yang dimenangkan oleh sekutu. Membuat Ottoman berkuasa penuh atas Irak, berdasarkan pejelasan Khittin (2010:945), Perang Crimea (1853-1856), Konstatinopel berusaha keras untuk mempertegas kekuasaannya dan menyimpan satu unit pasukan yang cukup kuat di Baghdad.
4.      Semenanjung Arab
Wilayah semenanjung Arab termasuk kawasan yang sangat dihormati oleh Ottoman sehingga tidak begitu banyak pengaruh Ottoman yang dapat diungkapkan. Dan dengan mudahnya mereka melakukan kontak dengan barat terutama Inggris.
Terdapat beberapa kerajaan kecil yang berdiri sendiri dengan beberapa wilayah perwalian. Semakin nyatanya pengaruh Inggris di Semenanjung Arab yang meliputi Arab Saudi, Oman, Bahrain, Kuwait, Qatar hari ini dengan ditandatanganinya Perjanjian Umum. Khittin (2010:947) menjelaskan :
Setelah satu periode perselisihan dengan Perusahaan India Timur, para Syekh ini menandatangani perjanjian umum dngan pemerintahan Inggris pada 1820 menetapkan perdamaian, jaminan keamanan dari gangguan perompak, dan menghapus perdagangan budak. Hubungan Qatar dengan pemerintahan Inggris sama dengan hubungan wilayah kekuasaan para syekh dengan daerah selatan, serta diatur oleh perjanjian yang ditandatangani pada 1916.
Pemaparan di atas menjadikan bukti bahwa sangat kentalnya pengaruh barat, terutama dalam bidang politik. Wilayah Semenanjung Arab tergolong ke dalam wilayah yang sangat tertinggal sebelum masuknya pengaruh barat.

2.3. Peran Yahudi
            Yahudi adalah suatu agama yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim a.s. sekarang agama ini tidak hanya terbatas kepada agama namun juga telah meluas pemaknaannya hingga kepada suku, negara, dan lain sebagainya.
Peran Yahudi dalam memasukkan pengaruh barat ke Timur Tengah di mulai ketika mereka mulai memikirkan sebah tanah yang bisa mereka tempati, dan jauh dari mara bahaya yang menimpa mereka. Sejarah Yahudi mengungkapkan bahwa di mana pun mereka berada, mereka tidak pernah aman kecuali di saat mereka berada di bawah kekuasaan Islam.
Sejak keruntuhan Andalusia di Spanyol maka seluruh Yahudi dibasmi bagi mereka yang menolak ajaran Kristen, dan terus menyebar ke seluruh kawasan Eropa. Hanya Kerajaan Ottoman yang bersedia menampung mereka.
Namun kebaikan Ottoman kepada mereka tidak membuat mereka puas. Setelah  negara-negar Eropa sadar bahwa untuk memperkuat pengaruh mereka di Timur Tengah, harus diutus sebuah perwakilan yang permanen di sana. Hal ini bersamaan dengan pemikiran Yahudi yang sedang mencari tanah untuk mereka tempati.
Mereka menuntut wilayah Palestina yang dulunya dianggap sebagai tanah yang dijanjikan untuk mereka. Negara-negara barat sangat mendukung hal ini karena sesuai dengan kepentingan mereka untuk masa yang akan datang.
Munculnya seorang yang dianggap sebagai pahlawan tanpa jasanya Yahudi, Theodor Hertzel. Muncul berbagai dorongan dari negara-negara barat yang mendukung gagasan Hertzel yaitu memulangkan Yahudi ke tanah yang dijanjikan.
Hertzel melakukan kampanye-kampanye guna menyebarkan ideologi Zionis, dan berbagai usaha yang dilakukan untuk membuju Sultan Abdul Hamid II untuk memberikan atau menjual tanah Palestina kepada Yahudi agar mereka bisa menempatinya. Namun Hertzel tidak berhasil setelah mendengar jawaban sultan. Seperti dikatakan oleh Shaigh dalam Agha (2005:160)
Aku tidak sampai hati menjual negara, satu jengkal tanah sekalipun, Negara ini bukan milikku, tetapi rakyatku, rakyatku berhasil membangun imperium ini setelah mereka mengorbankan darah mereka. Dan kami tidak akan membiarkan seorang pun merebutnya dari tangan kami. Karena itu, biarlah orang-orang Yahudi menyimpan uang mereka.
Dengan usaha Hertzel ini, membuat pengaruh barat terus mengalir ke kawasan Timur Tengah. Hal ini masih sangat nyata sampai sekarang, sepertinya Yahudi menjadi pion penting bagi barat terutama Amerika untuk mngontrol kawasan Timur Tengah dengan perantara Yahudi di sana.





BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Setelah menjelaskan secara ringkas sebagaimana tulisan di atas maka kesimpulan yang dapat kita ambil adalah sebagai berikut :
1.      Kawasan Timur Tengah pada abad ke-15 hingga abad ke-20, mayoritas dikuasai oleh Kerajaan Ottoman atau Turki Utsmani.
2.      Masuknya pengaruh Eropa ke kawasan ini karena kontrol tehadap wilayah yang dilakukan oleh Ottoman sangat lemah.
3.      Dampak dari pengaruh Eropa sangat banyak, namun tidak semuanya negatif.
4.      Peran Yahudi adalah sebagai faktor pendukung yang memperkuat pengaruh barat ke Timur Tengah.
5.      Pada masa ini tampak secara jelas bahwa umat Islam tenggelam dalam kehidupan duniawi yang sangat jauh berbeda dari prinsip Islam yang sebenarnya.


DAFTAR PUSTAKA

Agha, Mahir Ahmad.(2005). Yahudi: Catatan Hitam Sejarah. Diterjemahkan         oleh: Indrayadi, Yodi. Jakarta: Qisthi Press.
Amstrong, Karen.(2011). Perang Suci. Cet.VII. diterjemahkan oleh: Darmawan,    Hikmat. Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA.
Al-Banna, Hasan. (2005). Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin. Diterjemakan   oleh: Matta, Anis, dkk. Solo: ERA INTERMEDIA.
Al-Adnani, Abu Fatiah. (2014). Juorney To Damascus. Jawa Tengah: Granada      Mediatama.
Hittin, K. Philip.(2010). History Of The Arabs. Cet.I. diterjemahkan oleh: Yasin,R            Cecep Lukman. Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar