BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kawasan
Asia Barat Daya atau sering disebut juga Timur Tengah adalah sebuah kawasan
yang sangat kaya akan kebudayaan. Sejarah telah mengungkapkan mengenai tempat
turunnya tiga agama samawi yaitu di kawasan Timur Tengah. Kawasan ini adalah
kawasan yang sangat kaya akan sejarah, ini di sebabkan karena kekuatan-kekuatan
sejarah sangat kuat di kawasan ini.
Kawasan
ini merupakan penghasil minyak utama di dunia sampai dengan sekarang. Dalam
sejarah setelah masuknya Islam, kawasan ini merupakan tempat peradaban termaju
di dunia yang tidak ada tandingan dengan peradaban yang ada sezaman dengannya.
Namun semua sirna, penduduk kawasan ini terlena dengan kejayaan yang telah
mereka raih.
Mereka
seakan tertidur dalam keterlenaannya. Mereka tidak sadar bahwa waktu terus
berlalu, peradaban mereka telah mundur dan ditandingi oleh peradaban baru,
yaitu peradaban bangsa Eropa. Dan sampai sekarang peradaban ini masih menguasai
dunia.
Pada
masa Kekaisaran Ottoman, hampir seluruh kawasan Timur Tengah mendapat pengaruh
dari kerajaan ini. Namun dengan kekuasaan yang sangat besar pada saat itu yang
tidak didukung oleh sistem komunikasi yang baik untuk menjalankan pemerintahan
menjadi sebuah kendala, terlihat bahwa lemahnya sistem kontrol terhadap
wilayah-wilayah yang di pengaruhi.
Melemahnya
Kerajaan Ottoman bersamaan dengan bangkitnya eropa. Bangsa eropa sangat
berambisi untuk mempengaruhi kawasan-kawasan baru. Terutama kawasan Timur
Tengah, seakan bangsa eropa masih menyimpan dendam mereka terhadap kekalahan
Perang Salib.
Sehingga
dengan kontrol dari kerajaan yang sangat lemah, dengan mudah pengaruh Eopa
masuk ke Timur Tengah. Namun Kerajaan Ottoman berusaha membendung pengaruh yang
dibawa oleh barat. Dapat dikatakan kebijakan Ottoman tidak berhasil.
Dikarenakan pusat Kerajaan Ottoman sendiri mendapat tekanan dari berbagai
pihak, satu demi persatu wilayahnya diperebutkan oleh bangsa barat, diantaranya
yang sangat dominan adalah Inggris, Prancis, dan Italia. Hal ini berujung pada
keikut sertaan Ottoman dalam Perang Dunia I.
Setelah
perang usai pihak yang kalah harus manuruti pihak yang menang. Kerajaan Ottoman
adalah pihak yang kalah, yang berakibat hilangnya seluruh kawasan yang dulunya
dikuasai. Dan runtuhnya Kerajaan Ottoman menjadi sebuah negara kecil yang
disebut Turki sekarang.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Kapan
pengaruh eropa masuk ke kawasan Timur Tengah ?
2. Bagaimana
tanggapan penduduk terhadap kebudayaan eropa ?
3. Bagaimana
Kerajaan Ottoman menghadapai dampak dari pengaruh kebudayaan eropa ?
4. Bagaimana
peran Yahudi dalam pengaruh eropa ke kawasan Timur Tengah ?
5. Apa
pengaruh bangsa eropa yang masih melekat hingga sekarang ?
1.3.
Tujuan dan Manfaat
1. Memberi
gambaran secara ringkas tentang sejarah Timur Tengah dalam segi masuknya
pengaruh barat.
2. Dapat
memahami dampak dari pengaruh barat di kawasan Timur Tengah.
3. Dapat
menjelaskan peran Yahudi dalam proses masuknya pengaruh barat ke Timur Tengah.
4. Memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Asia Barat Daya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Awal Mula Masuknya Pengaruh Barat
Kawasan
Asia Barat Daya pada abad ke-15 hingga abad ke-20 secara keseluruhan
dipengaruhi oleh Kerajaan Ottoman atau biasa dikenal juga dengan Kerajaan
Utsmani. Kerajaan ini berasal dari Turki, sehingga masuknya pengaruh barat ke
kawasan Asia Barat Daya atau Timur Tengah sangat erat kaitannya dengan kontrol
terhadap wilayah yang dipengaruhi oleh Ottoman.
Kerajaan
Ottoman memiliki wilayah yang sangat luas, bahkan para sejarawan sepakat bahwa
belum ada sebuah kerajaan di dunia ini yang menyamai luasnya kekuasaan yang
dimiliki oleh Ottoman, selain dari Uni Soviet.
Pada
abad ke-17 secara bertahap kerajaan ini mengalami masa kemunduran, hal ini di
sebabkan oleh banyak faktor, namun ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi
mundurnya Ottoman, di antaranya :
1.
Wilayah
Ottoman Yang Luas
Dengan wilayah sangat
luas yang dikuasai oleh Ottoman menjadi kendala tersendiri, sebab pada saat itu
sistem dan sarana yang digunakan untuk melakukan kontrol terhadap wilayahnya
sangat lemah. Sehingga memudahkan wilayah-wilayahnya untuk mengalihkan
pandangan dari Ottoman.
2.
Raja
Yang Lemah
Penerus tahta kerajaan
yang lemah, yang tidak mampu memimpin wilayah yang sangat luas. Bahkan di
antara mereka sibuk dengan kehidupan dunia, yang sangat bertentangan dengan
Islam.
3.
Masyarakat
Heterogen
Kerajaan Ottoman
didiami oleh berbagai bangsa dan agama sehingga sangat sulit menyatukan seluruh
golongan-golongan ini. Pertentangan sering sekali terjadi, akibatnya menyalakan
percikan-percikan api yang siap membakar segalanya.
4.
Perebutan
Kekuasaan Antara Mamluk dan Pasha
Kerajaan Mamluk
merupakan dinasti terakhir yang berasal dari Arab dan memimpin bangsa Arab.
Namun setelah runtuhnya kerajaan itu maka tinggallah para golongan
pejabat-pejabat Mamluk yang mendukung kekuasaan Ottoman, sedangkan Pasha adalah
mereka para pejabat yang berasal dari Turki atau pada saat itu Ottoman.
5.
Pemberontakan
di Berbagai Daerah
Pemberontakan yang
dilakukan oleh golonga-golongann tertentu, ini dikarenakan oleh ketidak puasan
terhadap Ottoman dalam mengambil kebijakan. Ditambah lagi para gebernur yang
terdiri dari Pasha dan Mamluk saling berebut tampuk kekuasaan, sehingga
menyebabkan keadaan rakyat yang sangat menyengsarakan.
Dengan berbagai faktor
kecil lainnya secara tidak langsung membuat wilayah yang dipengaruhi oleh
Ottoman bertindak secara kemauannya sendiri. Secara tidak langsung maka
memudahkan akses bangsa barat yang saat itu sedang bangkit, untuk memasuki
kawasan ini
Ditambah lagi dengan
berbagai intervensi yang dilakukan oleh berbagai bangsa barat terhadap Ottoman,
mereka mempermasalahkan wilayah-wilayah yang telah dikuasai oleh Ottoman, yang
sangat menonjol adalah Rusia atau Uni Soviet saat itu. Bangsa barat mendekte
satu persatu wilayah yang dikuasai oleh Ottoman. seperti dalam buku History Of The Arab yang mengatakan :
Kekuatan
Internal makin bertambah buruk dengan munculnya gangguan dari luar, ketika pada
abad ke-18 Prancis, Inggris, Austria, dan terakhir Rusia mulai melebarkan
pengaruh mereka dan melirik wilayah-wilayah yang dikuasai “orang sakit” dari
Eropa ini. ( Khitti.2010:916)
Kerajaan Ottoman terus
tertekan dari luar dan dalam. Sehingga membuat kerajaan ini semakin redup,
dengan julukan “orang sakit”. Hal yang sangat menarik kita lihat dari segala
proses pertentangan adalah persamaan waktu yaitu di saat timur mengalami
kemunduran maka di saat itu juga barat memasuki zaman kebangkitan mereka.
Ottoman sangat sadar
bahwa mereka telah tertinggal jauh dengan barat, hal ini tampak saat
kapal-kapal laut barat berukuran lebih besar dan lebih cepat berbeda dengan
kapal Ottoman yang masih menggunakan kekuatan angin untuk berlayar.
2.2.
Pengaruh Barat di Timur Tengah
Dari pemaparan
sebelumnya telah diuraikan berbagai faktor yang menyebabkan masuknya pengaruh
barat ke Timur Tengah, inti dari semuanya yaitu bahwa mundurnya Kerajaan
Ottoman, dimulai dari abad ke-16.
Dari sekian banyak
wilayah yang dipengaruhi oleh Kerajaan Ottoman, ada beberapa wilayah yang
sangatdipengaruhi oleh barat, terutama wilayah Timur Tengah.
1.
Mesir
Pada 1789, Mesir
mengalami serangan dari perancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte yang
bertujuan memutuskan jalur perdagangan dan komukasi Inggris di kawasan timur. Penyerangan yang
dilakukan oleh Napoleon seakan menyadarkan bangsa barat bahwa kawasan Mesir
secara khusus dan Timur Tengah secara umum adalah wilayah yang sangat
strategis.
Namun kekuasaan
Napoleon di Mesir tidak lama, karena berhasil direbut kembali oleh Turki dengan
Bantuan Inggris. Seorang pemimpin perang pembebasan Mesir, Muhammad Ali yang
lahir di Macedonia. Atas jasanya Porte mengangkat dia sebagai gebernur.
Muhammad Ali melakukan
berbagai pembaharuan di Mesir, di layak menyandang sebagai Bapak Negara Mesir
sekarang. Ali merombak segala bidang yang dianggap telah kolot atau ketinggalan
jaman, dimulai dari bidang pertanian, perekonomian, militer, dan membangun
lembaga-lembaga pendidikan. Seperti dikutip dari Washington dalam Khittin
(2010:925) :
Meskipin ia sendiri
seorang yang buta huruf, tetapi ia menjadi pelindung dan penyokong dunia
pendidikan: ia memulai pembentukan departemen pendidikan, membuat sebuah
lembaga pendidikan, membangun sekolah teknik mesin (1816), dan sekolah
kedoteran pertama.
Banyak para pengajar
yang didatangkan oleh Ali terutama dari Inggris, Italia, dan Prancis. Namun
yang sangat berperan adalah Perancis, sangat banyak para peserta didik dikirim
untuk belajar ke negara-negara barat.
Setelah ditinggalkan
oleh Muhammad Ali, kepemimpina diteruskan oleh anaknya Thusun. Sebelumnya Porte
talah menetapkan bahwa Ali menjadi raja otonom yang tampuk kekuasaan diwarisi
secara garis keturunan.
Di bawah pimpinan
Thusun dan penerusnya, Mesir terus di hantui oleh pengaruh barat. Yang nantinya
akan membuat Mesir sebagai tempat transit perdagangan dunia dengan pembangunan
Terusan Suez.
2.
Suriah
dan Lebanon
Wilayah suriah setelah
berhasil ditaklukkan oleh Ottoman, dipimpin oleh orang-orang Mamluk,
selanjutnya dipimpin oleh Pasha-pasha Ottoman. perbutan yang terjadi untuk
menduduki tampuk kekuasaan menyebabkan terbentuknya pemerintahan yang kotor dan
politik yang dijalankan hanya mengarah kepada kepentingan pribadi.
Untuk mengukuhkan
kedudukan mereka, maka para pejabat bekerja sama dengan orang-orang Eropa.
Seperti paparan Khitty (2010:930) :
Bahkan orang Eropa pun
diperlakukan sebagai millet, serta
mendapatkan hak-hak istimewa berupa anugerah kapitulasi. Bangsa Venesia adalah
kelompok pertama yang mendapatkan kapitulasi. Pada 1521, Sulayman
menandatangani perjanjian dengan mereka terdiri atas tiga puluh pasal. Empat
belas tahun kemudian Prancis menerima kapitulasi mereka, sedangkan Inggris mendapatkannya
pada 1580.
Keadaan ekonomi yang
sangat buruk terhadap negeri Syam, menandakan ketidak mampuan Ottoman dalam
menjalankan pemerintahan. Ditambah lagi dengan keadaan penguasa yang hanya
memikirkan keuntungan bagi kelompoknya membuat rakyat jatuh miskin, bahkan
populasi di Palestina menurun drastis.
Namun keadaan berubah
ketika bangsa Eropa menemui jalur perdagangan baru, membuat Suriah menjadi rute
perdagangan dunia, terutama setelah dibukanya Terusan Suez di Mesir pada masa
Ismail, dan membuat Suriah menjadi penghubung daratan ke Persia dan India,
menyadari hal ini, bangsa Eropa segera membuat koloni-koloni kecil untuk
berdagang.
Dengan kapitulasi yang
telah didapatkan mereka mulai melakukan perdagangan. Setelah perjanjian di
tahun 1740, antara Raja Mahmud I dan Louis XV, yang menyepakati bahwa seluruh
umat Kristen yang berkunjung ke wilayah Ottoman berada di bawaah perlindungan
Prancis. Tidak lama kemudian Prancis mendirikan berbagai perusahaan di Suriah
yang disusul oleh Inggris. Ddan sejak saat itulah melainya datang
misionaris-misionaris yang menyebarkan ajaran ke tanah Syam.
Sementara di Lebanon,
setelah penaklukan yang dilakukan oleh Ottoman, maka diangkatlah seorang Mamluk
yaitu Fakhr al-Din. Dia diberikan kekuasaan otonom penuh oleh Porte. Seperti
penjelasan Khitty (2010:933) Penguasa Turki sejak awal menyadari bahwa Libanon,
dengan orang-orang pegunungannya dari kelompok Drusis dan Maronis yang keras,
harus diperlakukan lebih lembut dibanding Suriah.
Namun pemimpin mereka
Fakhr al-Din memberontak, ia mulai mengadakan persekutuan dengan Italia, dan
wilayah-wilayah lain. Ditandatanganinya perjanjian kerja sam dalam bidang
militer secara rahasia dengan pangeran Ferdinand dari Tuscany, bertujuan untuk
menyerang Ottoman. tidak lama kemudian sepasukan Ottoman dikirim untuk
membasminya.
Dia selamat karena lari
ke Italia, saat ia kembali ke Lebanon Fakhr al-Din diakui kembali sebagai
penguasa oleh Porte. Lalu dia melakukan pembaharuan di wilayahnya.
Pada abad ke-18 tampak
sangat jelas kemunduran dari Kerajaan Utsmani, ini membuat para gebernur tidak
tinggal diam, terutama di negeri Syam. Mereka segera ingin melepaskan diri atas
dorongan dari bangsa Eropa yang sedang mengganggu kekuasaan Ottoman.
3.
Irak
Negeri ini dikalahkan
oleh Ottoman dengan susuh payah, terutama pada saat itu berkembangnya penduduk
Syiah, menyebabkan komunikasi tersendat. Selama lebih sepuluh tahun Irak di
kuasai oleh Kerajaan Safawiyah. Ottoman menganggap Safawiyah sebagai sekutunya,
namun Safawiyah di bawah Ismail melakukan hubungan dengan Kekaisaran Rusi untuk
melawan Turki.
Perang Ottoman-Safawiyah telah mengahncurkan
berbagai aspek kehidupan. Di samping itu Inggris telah membuka matanya bahwaa
Irak adalah kawasan yang sangat trategis sebagi jalur penghubung
perdagangannya, dan ditambah lagi penemuan minyak di wilayah tersebut.
Perang Crimea, yaitu
antara Prancis, Inggris, dan Ottoman (sekutu) melawan Kekaisaran Rusia, yang
dimenangkan oleh sekutu. Membuat Ottoman berkuasa penuh atas Irak, berdasarkan
pejelasan Khittin (2010:945), Perang Crimea (1853-1856), Konstatinopel berusaha
keras untuk mempertegas kekuasaannya dan menyimpan satu unit pasukan yang cukup
kuat di Baghdad.
4.
Semenanjung
Arab
Wilayah semenanjung
Arab termasuk kawasan yang sangat dihormati oleh Ottoman sehingga tidak begitu
banyak pengaruh Ottoman yang dapat diungkapkan. Dan dengan mudahnya mereka
melakukan kontak dengan barat terutama Inggris.
Terdapat beberapa
kerajaan kecil yang berdiri sendiri dengan beberapa wilayah perwalian. Semakin
nyatanya pengaruh Inggris di Semenanjung Arab yang meliputi Arab Saudi, Oman,
Bahrain, Kuwait, Qatar hari ini dengan ditandatanganinya Perjanjian Umum.
Khittin (2010:947) menjelaskan :
Setelah satu periode
perselisihan dengan Perusahaan India Timur, para Syekh ini menandatangani
perjanjian umum dngan pemerintahan Inggris pada 1820 menetapkan perdamaian,
jaminan keamanan dari gangguan perompak, dan menghapus perdagangan budak.
Hubungan Qatar dengan pemerintahan Inggris sama dengan hubungan wilayah
kekuasaan para syekh dengan daerah selatan, serta diatur oleh perjanjian yang
ditandatangani pada 1916.
Pemaparan di atas
menjadikan bukti bahwa sangat kentalnya pengaruh barat, terutama dalam bidang
politik. Wilayah Semenanjung Arab tergolong ke dalam wilayah yang sangat
tertinggal sebelum masuknya pengaruh barat.
2.3.
Peran Yahudi
Yahudi adalah
suatu agama yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim a.s. sekarang agama ini tidak
hanya terbatas kepada agama namun juga telah meluas pemaknaannya hingga kepada
suku, negara, dan lain sebagainya.
Peran Yahudi dalam
memasukkan pengaruh barat ke Timur Tengah di mulai ketika mereka mulai
memikirkan sebah tanah yang bisa mereka tempati, dan jauh dari mara bahaya yang
menimpa mereka. Sejarah Yahudi mengungkapkan bahwa di mana pun mereka berada,
mereka tidak pernah aman kecuali di saat mereka berada di bawah kekuasaan
Islam.
Sejak keruntuhan
Andalusia di Spanyol maka seluruh Yahudi dibasmi bagi mereka yang menolak
ajaran Kristen, dan terus menyebar ke seluruh kawasan Eropa. Hanya Kerajaan
Ottoman yang bersedia menampung mereka.
Namun kebaikan Ottoman
kepada mereka tidak membuat mereka puas. Setelah negara-negar Eropa sadar bahwa untuk
memperkuat pengaruh mereka di Timur Tengah, harus diutus sebuah perwakilan yang
permanen di sana. Hal ini bersamaan dengan pemikiran Yahudi yang sedang mencari
tanah untuk mereka tempati.
Mereka menuntut wilayah
Palestina yang dulunya dianggap sebagai tanah yang dijanjikan untuk mereka.
Negara-negara barat sangat mendukung hal ini karena sesuai dengan kepentingan
mereka untuk masa yang akan datang.
Munculnya seorang yang
dianggap sebagai pahlawan tanpa jasanya Yahudi, Theodor Hertzel. Muncul
berbagai dorongan dari negara-negara barat yang mendukung gagasan Hertzel yaitu
memulangkan Yahudi ke tanah yang dijanjikan.
Hertzel melakukan
kampanye-kampanye guna menyebarkan ideologi Zionis, dan berbagai usaha yang
dilakukan untuk membuju Sultan Abdul Hamid II untuk memberikan atau menjual
tanah Palestina kepada Yahudi agar mereka bisa menempatinya. Namun Hertzel
tidak berhasil setelah mendengar jawaban sultan. Seperti dikatakan oleh Shaigh
dalam Agha (2005:160)
Aku tidak sampai hati
menjual negara, satu jengkal tanah sekalipun, Negara ini bukan milikku, tetapi
rakyatku, rakyatku berhasil membangun imperium ini setelah mereka mengorbankan
darah mereka. Dan kami tidak akan membiarkan seorang pun merebutnya dari tangan
kami. Karena itu, biarlah orang-orang Yahudi menyimpan uang mereka.
Dengan usaha Hertzel
ini, membuat pengaruh barat terus mengalir ke kawasan Timur Tengah. Hal ini
masih sangat nyata sampai sekarang, sepertinya Yahudi menjadi pion penting bagi
barat terutama Amerika untuk mngontrol kawasan Timur Tengah dengan perantara
Yahudi di sana.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Setelah menjelaskan secara ringkas
sebagaimana tulisan di atas maka kesimpulan yang dapat kita ambil adalah
sebagai berikut :
1. Kawasan
Timur Tengah pada abad ke-15 hingga abad ke-20, mayoritas dikuasai oleh
Kerajaan Ottoman atau Turki Utsmani.
2. Masuknya
pengaruh Eropa ke kawasan ini karena kontrol tehadap wilayah yang dilakukan
oleh Ottoman sangat lemah.
3. Dampak
dari pengaruh Eropa sangat banyak, namun tidak semuanya negatif.
4. Peran
Yahudi adalah sebagai faktor pendukung yang memperkuat pengaruh barat ke Timur
Tengah.
5. Pada
masa ini tampak secara jelas bahwa umat Islam tenggelam dalam kehidupan duniawi
yang sangat jauh berbeda dari prinsip Islam yang sebenarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Agha, Mahir Ahmad.(2005). Yahudi: Catatan Hitam Sejarah. Diterjemahkan oleh: Indrayadi, Yodi. Jakarta: Qisthi Press.
Amstrong, Karen.(2011). Perang Suci. Cet.VII. diterjemahkan oleh: Darmawan, Hikmat. Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA.
Al-Banna, Hasan. (2005). Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin. Diterjemakan oleh: Matta, Anis, dkk. Solo: ERA INTERMEDIA.
Al-Adnani, Abu Fatiah. (2014). Juorney To Damascus. Jawa Tengah: Granada Mediatama.
Hittin, K. Philip.(2010). History Of The Arabs.
Cet.I. diterjemahkan oleh: Yasin,R Cecep
Lukman. Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar