BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Venezuela merupakan negara yang
terletak di Amerika Selatan. Pasca
kemerdekaan dari Spanyol, Venezuela menetapkan sistem pemerintahan Konfederasi.
Memasuki akhir abad ke 20 perpolitikan di Venezuela mulai tidak stabil. Ketika
Hugo Chavez memimpin suatu kedeta yang gagal terhadap pemerintahan yang sah di
tahun 1992, menandakan situasi politik dalam negeri yang buruk. Hugo Chavez
sebagai figur penentang pemerintahan pada saat itu berhasil memenangkan pemilu
pada tahun 1998. Sejak kepemimpinannya, Venezuela menjadi isu politik krusial
dalam dunia internasional. Hugo Chavez menginginkan suatu perubahan bagi
bangsanya atau biasa disebut dengan revolusi sosial.
Dalam beberapa surat kabar Hugo
Chavez pernah dijuluki sebagai penentang utama Amerika Serikat di dunia
internasional, bahkan dia pernah mengeluarkan kata-kata buruk untuk Presiden
Amerika Serikat. Hal ini membuat hubungan kedua negara tak kunjung akur. Hugo
Chavez sebagai pemimpin yang sangat kontroversi baik di negerinya maupun di
mata internasional. Keinginannya mengubah Venezuela menjadi sosialis menjadi
kenyataan dengan ditopang oleh ladang minyak, perbaikaan dalam berbagai hal
juga dilakukan untuk memajukan bangsanya, diantaranya membangun rumah sakit dan
pendidikan gratis guna menumpas buta huruf.
Hugo sebagai sosok pemimpin yang
fenomenal baik bagi negaranya maupun bagi dunia internasional.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun beberapa pertanyaan yang
ingin dijawab diantaranya:
1.2.1.
Apa yang membuat Hugo Chavez menjadi
seorang pemimpin yang fenomenal?
1.2.2.
Bagaimana proses Hugo Chavez menjadi
presiden Venezuela ?
1.2.3.
Bagaimana reaksi dunia atas kematian
Hugo Chavez ?
1.3
Tujuan
1.3.1.
Memenuhi tugas akhir perkuliahan mata
kuliah Sejarah Amerika
1.3.2.
Menambah wawasan tentang negara
Venezuela beserta pemimpinnya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pemimpin
Yang Fenomenal
Hugo Chavez lahir di daerah Llanos dekat kota Sabaneta,
negara bagian Barinas pada 28 Juli 1954. Hugo Chavez lahir di rumah neneknya,
Rosa Inez Chavez, dimana rumahnya terbuat dari batu bata. Daerah Sabaneta
sendiri merupakan daerah perbatasan dengan Kolombia yang kondisinya mirip
dengan “Pedalaman Australia” berupa padang rumput luas dan kondisinya hampir
sama dengan daerah perbatasan lainnya. Ibu Hugo Chavez, Elena Chavez de Frias, tinggal
bersama suaminya, Hugo de Los Reyes Chavez, di sebuah desa yang lebih terpencil
bernama Los Rastrojos berjarak dua mil dari Sabaneta. Mereka kemudian pindah ke
Sabaneta yang memiliki bidan dan pelayanan kesehatan minimum untuk
menyelamatkan anak mereka dari kematian. Kondisi kesehatan anak di pedesaan
Amerika Latin pada saat itu sungguh memprihatinkan dimana setengah dari anak
pedesaan di Amerika Latin meninggal sebelum mencapai usia lima tahun.
Orang tua Hugo Chavez adalah guru sekolah dasar di luar
kota kecil Sabaneta negara bagian Barinas. Ayahnya putus sekolah setelah
tingkat enam yang merupakan hal biasa bagi masyarakat pedesaan miskin di
Venezuela. Hal yang luar biasa adalah ia mampu kembali ke sekolah dengan
menjadi guru sekolah dasar. Hugo Chavez mempunyai seorang kakak bernama Adan
dan empat orang adik. Kedua orang tua Hugo Chavez bekerja keras untuk
menyekolahkan mereka agar memperoleh pendidikan yang layak. Pendidikan yang
diperoleh dapat digunakan untuk mengentaskan keluarga mereka dari kemiskinan.
Suatu tujuan yang ingin dicapai kedua orang tua Hugo Chavez karena dengan gaji
dua orang guru pun keluarga mereka masih tetap miskin. (Adrianto, 2012:30)
Pada tahun 1974, Hugo Chavez mendapatkan kesempatan
mengunjungi Peru saat perayaan 150 tahun kemerdekaan Peru dari Spanyol.
Perjalanan itu dilakukan pada tahun terakhir Hugo Chavez di Akademi militer
ketika ia cukup dewasa untuk memahami tentang sejarah dan realitas pemerintahan
modern. Presiden Peru saat itu, Juan Velasco Alvarado (menjabat 1968-1975),
memberikan tulisan tentang Revolusi Nasional Peru kepada para undangan. Tulisan
tersebut sangat berharga bagi Hugo Chavez. Dia sangat mengagumi kekuatan rakyat
dan militer Peru pada kunjungan tersebut.
Hugo Chavez lulus dari akademi militer Venezuela pada
bulan Juli 1975. Hanya 67 orang yang lulus dari 374 siswa pada saat diterima
pertama kali.14 Dia berhasil meraih peringkat terbaik ketujuh dan mendapatkan
pedang kehormatan dari Presiden Carlos Andres Perez.15 Sebagai letnan dua, Hugo
Chavez ditempatkan di unit khusus yang bertugas menumpas pemberontakan. Unit
ini dibentuk pada tahun 1960 dengan tujuan memerangi gerilyawan yang beroperasi
dan berbasis di hutan. Letnan Chavez, panggilannya di militer, bergabung dengan
unit Barinas yang dekat dengan keluarganya termasuk Mama Rosa yang tidak menyukai
pilihan cucunya di militer. (Adrianto, 2012:33)
Hugo Chavez adalah Presiden
Venezuela mulai tahun 1999 sampai meninggal dunia tahun 2013. Sebelumnya ia
merupakan ketua partai politik Gerakan Republik Kelima sejak didirikan tahun
1997 sampai 2007. Partai tersebut bergabung dengan beberapa partai lain dan
membentuk Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV) yang ia pimpin sampai
meninggal dunia. Karena memiliki paham politik Bolivarianisme dan
"sosialisme abad ke-21", ia fokus menerapkan reformasi sosialis di
negara ini sebagai bagian dari proyek sosial bernama Revolusi Bolivarian.
Sepanjang masa kepemimpinannya, ia telah menerapkan konstitusi baru, mendirikan
dewan demokrasi partisipasi, menasionalisasi sejumlah industri penting,
meningkatkan anggaran kesehatan dan pendidikan, dan mengurangi tingkat
kemiskinan secara besar-besaran.
Hugo Chavez dikenal sebagai seorang pemimpin yang
fenomenal di abad ke-21, ditandai dengan berbagai kebijakan dan kritikannya.
Berbagai surat kabar sering memuat tentang kebijakan Hugo dengan julukan “Komandante”.
Dalam sebuah forum PBB pada tahun 2006, Chavez menyebut presiden AS kala itu,
George W Bush sebagai iblis. Dia dengan tegas mengatakan itu tanpa ada rasa
takut sedikit pun. (News.detik.com).
Selanjutnya, Hugo juga pernah mengkritik berbagai pemimpin
bangsa lain karena dianggap tidak sesuai dengan paham yang dianut olehnya,
dalam surat kabar Detik bahkan membuat sebuah topik dengan tema “6 Pernyataan
Kontroversial Sang \'Komandante\' Hugo Chavez” salah satunya adalah kutipan di
atas. Untuk kedua kalinya presiden Amerika Serikat mendapat hinaan oleh Hugo
pada masa Barrack Obama, hal ini membuat hubungan kedua negara tak kunjung
membaik sejak pemerintahan Hugo yang begitu keras menentang imperialisme
Amerika Serikat di Amerika Latin.
Hugo Chavez sangat bermusuhan dengan pemerintah Amerika
Serikat yang dia percaya bertanggung jawab atas kudeta 2002 yang gagal terhadap
dirinya. Hugo Chavez juga keberatan dengan perang di Irak, menyatakan
keyakinannya bahwa Amerika Serikat telah menyalahgunakan kekuasaannya dengan
memulai upaya militer. Dia juga menyerukan Amerika Serikat di bawah
kepemimpinan Presiden George W. Bush sebagai imperialis jahat. Hubungan antara
Amerika Serikat dan Venezuela telah tegang selama beberapa waktu. (Rino,
2014:7), Hugo menganggap keterpurukan negaranya disebabkan oleh sistem ekonomi
kapitalis yang berasal dari Amerika Serikat, maka sudah tidak heran ketika
sikap Komandante mendukung seluruh pemimpin dunia yang menentang Amerika.
Pamor dari presiden Venezuela ini terus naik terutama
ketika memenagi referendum diikuti
dengan dukungan dari tokoh nasionalisme Kuba yaitu Fidel Castro seperti yang
dikutip dari surat kabar Detik “Kemenangan Presiden Venezuela Hugo Chavez dalam
referendum mendapat sambutan hangat dari mantan pemimpin Kuba Fidel Castro.
Sebagai sesama kaum sosialis, Castro menganggap kemenangan Chavez sebagai awal
bagi masa depan bersama.”
Pada saat Ahmadinejad memimpin Iran, Venezuela dan Iran
sepakat membentuk sebuah aliansi guna menentang seluruh kebijakan kapitalis
yang identik dengan Amerika Serikat. Kemesraan kedua pemimpin ini terus
meramban hingga ke perdagangan minyak di mana
kedua negara merupakan penghasil minyak dunia. Di saat terjadi
penggulingan terhadap presiden Libya Muammar Qadafi, Hugo juga mengirimkan
dukungan terhadap Libya.
Hugo adalah seorang sosok yang sangat di cintai oleh
rakyatnya dan dia merupakan seorang orator, bahkan dia pernah menyatakan
pidatonya sebagai obat tidur bagi anak-anak Venezuela yang mengalami insomnia.
Saat berkunjung ke Suriah di depan presiden Anwar Sadat dia mengutuk Israel,
tak cukup sampai di situ Komandante juga menjelek-jelekan pemimpin Israel. Apa
yang dilakukan oleh Hugo menjadi trending topik di berbagai media massa.
2.2
Kegagalan
Kudeta dan Menjadi Presiden
Pada abad ke-20
hingga memasuki akhir abad ke-20, Venezuela merupakan negara Amerika Latin yang
menerapkan sistem perkonomian pasar bebas. Tidak sedikit dari perusahaan
Venezuela berada di tangan swasta, namun
hal ini tidak kunjung merubah nasib rakyat, masih sangat banyak rakyat
Venezuela yang berada di bawah garis kemiskinan. Hasil utama dari Venezuela
adalah minyak bumi, semua anggaran belanja negara berpatokan pada penjualan
minyak, dengan pejabat yang korup dan kehidupan yang buruk membuat rakyat sadar
bahwa mereka telah dijajah oleh sistem kapitalis Amerika Serikat yang pada masa
ini mendominasi kegiatan ekonomi Venezuela.
Pada 18 Mei 1989 terjadi pemogokan umum untuk memprotes
kebijakan ekonomi pemerintah. Pada bulan Juni 1990, kerusuhan disertai dengan
kekerasan berlangsung memprotes kenaikan harga bensin. Maret 1991 terjadi
kekerasan yang berujung dua orang siswa tewas akibat konfrontasi dengan polisi
ketika berunjuk rasa memprotes tingginya biaya hidup. Pada November 1991 polisi
membunuh tiga orang pada saat demonstrasi di Caracas, Desember 1991 kegiatan di
sekolah tinggi dan universitas dihentikan sebagai protes yang disebabkan oleh kematian
10 orang demonstran oleh polisi.
Kondisi ini merupakan kesempatan baik untuk melakukan
kudeta. Pada tanggal 4 Februari 1992, Letnan Kolonel Hugo Chavez memimpin 17
unit batalion militer Angkatan Darat yang berada di kota Maracaibo, Valencia, Maracay,
dan Caracas untuk melawan pemerintah. Kudeta tersebut akhirnya gagal, Hugo
Chavez kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Sebelum ditangkap, melalui siaran
televisi selama lima belas menit, dia menyatakan bertanggung jawab penuh
terhadap kudeta tersebut dan menyerukan kepada rekan-rekannya untuk menyerahkan
diri. Siaran televisi tersebut menaikkan popularitasnya di mata rakyat
Venezuela. (Andrianto, 2012:55).
Pada bulan Juli 1998, Hugo Chavez dan kawan-kawannya
membentuk partai politik resmi yang dinamakan MVR (Movimiento Quinta Republica)
atau “Pergerakan Republik Kelima”. Dinamakan demikian karena dalam sejarah Venezuela
telah memiliki empat republik. Dua terbentuk pada tahun 1811 dan 1813 selama
perang kemerdekaan, ketiga yang mencakup “Gran Kolombia” di tahun 1819, dan
yang keempat didirikan tahun 1830. Deklarasi MVR menyatakan: “Misinya adalah
untuk mengamankan umat manusia dalam komunitas nasional, memuaskan apirasi
individu dan kolektif rakyat Venezuela, dan menjamin kondisi kemakmuran yang
optimal bagi bangsa.
Pada Desember 1998, pemilihan presiden dilakukan kembali
di Venezuela.
Hugo Chavez mencalonkan
diri sebagai presiden. Tampilnya Hugo Chavez selaku tokoh beraliran ’kiri’
menjadi Presiden Venezuela telah membuka jalan bagi kontrol dan kepemilikan
saham negara—yang meningkat luar biasa—atas sumberdaya alam dan
industri-industri besar. Nasionalisasi sudah dilakukan terhadap perusahaan
telekomunikasi, baja, semen, listrik dan sektor perbankan. Pemerintah Venezuela
terus meningkatkan kontrol terhadap pilar-pilar utama ekonomi dan meningkatkan
aturan menyangkut harga pangan. Langkah-langkah ini, berbarengan dengan
peningkatan pengeluaran untuk pelayanan sosial dan infrastruktur, memungkinkan
Venezuela melindungi rakyat kecil dari kekacauan perekonomian dunia kapitalis.
Perubahan di Venezuela kemudian menyebar ke berbagai negara di sekitarnya. Hal
ini ditandai kemenangan sejumlah tokoh ‘kiri’ dalam pemilu di sejumlah negara
Amerika Latin lainnya.
Presiden Hugo Chavez mengumumkan serangkaian tindakan
yang bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan mengeluarkan Undang-undang
Reformasi Kepemilikan Tanah yang menetapkan bagaimana pemerintah bisa mengambil
alih lahan-lahan tidur, tanah milik swasta, serta mengeluarkan Undang-Undang Hidrokarbon
yang menjanjikan royalti fleksibel bagi perusahaan-perusahaan swasta yang
mengoperasikan tambang minyak milik pemerintah. Chaves juga mengumumkan akan
mengambil langkahlangkah ekonomi drastis antara lain berupa pematokan mata uang
Venezuela pada Dollar AS serta kontrol harga dan penjualan mata uang asing
untuk membantu perekonomian, yang terpukul oleh pemogokan nasional selama 63
hari. Selain itu, dalam sebuah pidatonya yang disiarkan televisi ke seluruh
negeri, Chaves juga mengumumkan bahwa Venezuela telah meningkatkan produksi
minyak mentahnya menjadi 1,9 juta barrel sehari, dan berangsur-angsur naik menuju
produksi normalnya sebelum pemogokan yang besarnya 2,8 juta barrel setiap hari.
(Ma’arif:2012:10)
Di bawah kepemimpinan Chavez Venezuela mampu bangkit dari
keterpurukan hali ini terlihat dari majunya ekonomi negara ini menjadi nomor
empat di Amerika Latin. (Kasmad, 2013). Kerjasama antara perusahaan
transportasi Venezuela yaitu Metro de Caracas dengan Konsorsium CSM Spanyol
untuk proyek pembuatan jalur kereta di Caracas dijadikan salah satu Strategi Spanyol
untuk menaikkan penjualan produk-produknya dalam hal bahan maupun alat untuk
infrastruktur.
Keberhasilan dalam bidang pendidikan juga mendapat hasil
yang besar. Di bidang pendidikan, revolusi secara nyata telah menghasilkan
capaian-capaian besar karena pada dasarnya cita-cita revolusi adalah melahirkan
hubungan sosial dan menciptakan masyarakat baru yang berpengetahuan sehingga
dapat memahami kontradiksi alam dan kontradiksi sosial, serta aktif terlibat
dalam partisipasi sosial politik untuk bersama-sama meraih tujuan hidup
manusia.
Pentingnya pendidikan disadari betul oleh Hugo Chavez dan
para pendukungnya. Singkatnya, hasilnya misalnya, adalah didirikannya 3000
sekolah Bolivarian yang baru, memasukkan 1,5 juta rakyat ke sekolah-sekolah
gratis, program ini adalah yang pertama kali dalam 102 tahun. Menetapkan sistem
pendidikan tinggi gratis, mendirikan Universitas Simon Bolivar, untuk mayoritas
rakyat miskin yang selama ini menganggap pendidikan tinggi adalah barang mewah
(rakyat miskin mendapat buku teks pelajaran gratis, transportasi ke Universitas
gratis, makanan gratis). Mahasiswa dan staff Universitas juga bekerja bersama
secara demokratis untuk membuat kurikulum (Mission Robinson I, Mission Robinson
II Mission Ribas dan Sucre).
Kebijakan Hugo Chavez yang berlangsung di Venezuela dan
kerjasamanya dengan beberapa negara lain di Amerika Latin seperti Kuba dan
Bolivia tentu saja sangat bertentangan dengan kebijakan-kebijakan dalam
“Washington Consensus“. Seperti halnya melipat gandakan anggaran sosial, yang
oleh IMF disebut sebagai pemborosan, nasionalisasi perusahaan-perusahaan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak, yang oleh IMF dianjurkan untuk
diprivatisasi, aturan-aturan ketat bagi investasi dan liberalisasi, serta pajak
progesif, yang oleh IMF dianjurkan untuk dibuat fleksibel dan bebas.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Selama 14 tahun di bawah pemerintahan Hugo Chavez
hubungan diplomatik Venezuela dan Amerika tidak berlangsung baik. Keduanya pun
tak punya perwakilan Duta Besar. Namun, kini Venezuela di bawah kepemimpinan
Nicolas Maduro mulai membuka diri untuk menormalisasi hubungan negaranya dengan
pemerintahan Barack Obama, langkah normalisasi hubungan itu disambut baik dunia
internasional. Pasalnya, runyamnya hubungan AS dan Venezuela di masa lalu telah
berimplikasi buruk terhadap kawasan Amerika Latin.
Tampilnya Hugo Chavez menandai perubahan penting, bukan
hanya menyangkut Venezuela, melainkan pula perkembangan Amerika Latin secara keseluruhan.
Kini di Venezuela bahkan di bagian besar Amerika Latin sedang timbul gelombang
besar anti neoliberalisme yang digerakkan oleh Hugo Chavez. Tokoh-tokoh Amerika
Latin, seperti Hugo Chavez yang disusul totoktokoh lainnya, terbukti semakin
berani mencari jalan sendiri untuk meninggalkan ikatan-ikatan ekonomi dan
politik yang selama ini dirasakan menyengsarakan. Tokoh-tokoh itu, dengan
caranya masingmasing telah memberikan pertanda yang sangat jelas bahwa Amerika
Latin tidak lagi bersedia menjadi agen neoliberalisme.
DAFTAR
PUSTAKA
Adrianto, Afeb.
2012. “KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
HUGO CHAVEZ DI VENEZUELA (1999-2011)”.
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Yogyakarta.
Kasmad, Purnama.
2013. “ KEBIJAKAN LUAR NEGERI SPANYOL
TERHADAP
NEGARA-NEGARA DI KAWASAN
AMERIKA LATIN”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Hasanuddin.
Rino, Razali.
2014. ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN
EKONOMI SOSIALIS VENEZUELA
PADA MASA PEMERINTAHAN HUGO CHAVEZ MENGHADAPI
IMPERIALISME EKONOMI AMERIKA SERIKAT TAHUN
1998-2013, Vol. 1, No. 2.
Ma’arif,
Syamsul. 2012. NEOSOSIALISME KEBIJAKAN
EKONOMI POLITIK (Pengalaman Venezuela
Di Bawah Hugo Chavez), Vol. 3, No.2.
Wibawa, Adi.
2013. Pengaruh Ideologi Kiri Baru
terhadap Perubahan Kebijakan Negara di
Sektor Energi: Studi Kasus Venezuela, Vol. 3, No. 1.
Detik News.
2013. http://news.detik.com/berita/2187375/6-pernyataan- kontroversial-sang-komandante-hugo-chavez.
Diakses pada: 8 Agustus 2015.
Detik News.
2013. http://news.detik.com/berita/1085857/fidel-castro-anggap- kemenangan-chavez-awal-masa-depan-bersama.
Diakses pada: 8 Agustus 2015.
Detik News.
2013. http://news.detik.com/berita/800304/iran-venezuela-bentuk- aliansi-anti-amerika-serikat.
Diakses pada: 8 Agustus 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar