RESUME SEMINAR AWAL MASUKNYA ISLAM
KE ACEH, ANALISIS ARKEOLOGI DAN SUMBANGANNYA KEPADA NUSANTARA
Seminar yang diselenggarakan oleh
Prodi Sejarah FKIP UNSYIAH bertujuan untuk memaparkan hasil dari penelitian Dr. Husaini Ibrahim, dan beliau
merupakan seorang dosen di Prodi Sejarah, dalam pemaparan ini, atas dasar bukti
arkeologis maka Dr. Husaini tiba pada kesimpulan bahwa Islam pertama sekali
masuk bukan pada Abad-13. Namun Islam masuk ke Nusantara sekitaran Abad-7. Hal
ini membuat Dr. Husaini membantah teori sebelumnya yang telah disepakati pada
seminar di Medan. Seminar yang dimotori oleh Drs. Mawardi M,Hum. MA mengundang
beberapa tokoh akademisi sejarah dan peminat sejarah, berikut ringkasannya:
·
Pendapat
Prof. Dr. M. Hasbi Amirudin, MA
Dalam mengemukakan pendapatnya Prof.
Hasbi pertama sekali memberikan pujian terhadap hasil karya putra Aceh yang
berpatokan atas hasil arkeolog, menurutnya sangat sedikit putera Aceh yang menulis
sejarahnya sendiri terutama pada masa sekarang. Di samping itu juga
mengingatkan bahwa sudah keharusan bagi kita untuk menggunakan sumber sejarah
kita berasal dari masyarakat kita sendiri karena sumber yang ditulis oleh
orang-orang asing terutama Belanda sangat sarat dengan kepentingan Belanda itu
sendiri.
“Kita harus merubah bagwa segala
sumber itu tidak mesti dari Barat” inilah kalimat yang terekam dari penulis
ketika Prof. Hasbi berbicara, ditambahkan dengan penekanan bahwa walaupun
kesimpulan Dr. Husaini menyatakan Islam masuk ke Nusantara bukan pada Abad
ke-13 melainkan Abad ke-7, namun masih dibutuhkan bukti yang konkrit untuk
mengungkapkan sejarah ini, dalam artian tidak mengacu pada bukti arkeologis
saja.
·
Pendapat
Drs. Rusdi Sufi
Drs. Rusdi Sufi merupakan salah
seorang dosen di Prodi Sejarah dan juga rekan kerja Dr. Husaini, Drs. Rusdi
Sufi merupakan sejarawan Aceh yang paling dikenal untuk saat ini, dan beliau
juga merupakan salah satu dari sejarawan yang menyatakan bahwa Islam masuk ke
Nusantara pada Abad ke-13, walaupun demikian pada saat mengemukakan pendapatnya
beliau mengatakan “Tidak ada suatu karya sejarah yang sempurna” maksudnya bahwa
setiap segala sesuatu yang dituliskan oleh manusia dalam bentuk sejarah tidak
hilang dari unsur manusiawinya.
Kemudian beliau juga nyaris sama
dengan Prof. Hasbi ketika mengatakan bukti atau sumber Aceh dan menekankan
bahwa bukti sejarah Aceh sangat banyak dan hebat, sehingga perlu kajian yang
lebih lanjut dan perlu ketekunan bagi Dr. Husaini dalam mempertahankan
pendapatnya.
·
Pendapat
Drs. Nab Bahany A.S
Drs.
Nab Bahany A.S setahu penulis merupakan peminat sejarah Aceh, walaupun demikian
kemampuannya untuk memahami sejarah telah mendapat pengakuan dari kalangan
luas. Pendapatnya dalam seminar juga tidak jauh berbeda dengan dua tokoh
sebelumnya yaitu memuji dan menekankan pentingnya bukti yang betul-betul
komprehensif dalam sejarah, sehingga melahirkan sejarah yang mengecilkan nilai
subjektif.
·
Kesimpulan
Dari pemaparan para tamu yang
diundang dalam seminar ini dapat kita cirikan pokok penekanan diantaranya:
1. Hasil
penelitian Dr. Husaini Ibrahim merupakan sesuatu yang patut dipuji dan di
contoh khususnya bagi putera-puteri Aceh.
2. Perlunya
pemakaian sumber yang komprehensif dalam penulisan sejarah terutama Aceh yang
sangat kaya akan sumber, di samping itu juga sudah saatnya sejarawan memakai
sumber dari masyarakatnya sendiri.
3. Sikap
ketekunan dan keseriusan dari Dr. Husaini untuk mempertahankan hasil
penelitiannya dari kritik dan bantahan sejarawan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar